Ia ingin supaya pemerintah menjamin bahwa semua relawan itu tak mengalami hal-hal yang berbahaya setelah menjalani uji klinis.
"Apakah ada dampak atau efek samping kepada relawan yang 1.620 itu? Jangan sampai ada yang misalnya macam-macam," kata Saleh, Minggu (26/7/2020).
Baca juga: Anggota DPR Khawatir Vaksin Sinovac Dijadikan Bisnis Pemerintah Indonesia dan China
"Gimana jaminannya, apakah ada sesuatu yang membuat mereka tetap tenang demi mengikuti tes ini? Jangan sampai menyabut nyawa juga itu untuk tes ini," lanjut dia.
Pada diskusi yang sama, pakar epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 Sinovac belum tentu lulus uji klinis tahap tiga di Indonesia.
Pandu bahkan sempat memperkirakan kemungkinan vaksin ini lulus uji klinis hanya sebesar 10 persen.
"Belum tentu yang Sinovac ini lulus dari (uji klinis) fase tiga," kata Pandu, Minggu.
Baca juga: Erick Thohir: Vaksin Covid-19 Baru Bisa Diproduksi Awal 2021
"Kira-kira saya dulu menganggapnya 10 persen (lulus uji klinis), tapi ada teman dari Australia bilang ternyata dari pengamatan database dunia kira-kira 30 persen yang lulus di fase tiga ini," lanjut dia.
Pandu mengatakan, meski sudah sampai di tahap tiga uji klinis, sebuah vaksin bisa saja gagal digunakan secara masif jika terbukti menimbulkan efek samping bagi penggunanya.
Kasus tersebut pernah terjadi ketika Indonesia melakukan uji klinis vaksin demam berdarah dengue (DBD).
Vaksin tersebut sudah lulus uji klinis tahap akhir, tetapi tak jadi diterapkan lantaran menimbulkan efek samping.
"Jadi keselamatan itu penting sekali, walaupun efektif, ada efek samping enggak jadi, batal, walaupun sudah mahal," ucap dia.
Baca juga: Uji Klinis Vaksin Covid ke 1.620 Relawan Digelar Awal Agustus
Menurut Pandu, pengembangan vaksin memang membutuhkan waktu yang lama dan biaya tinggi.
Sebelum sampai ke tahap tiga, uji klinis harus dipastikan lulus tahap satu dan tahap dua. Uji klinis tahap satu yakni meneliti apakah vaksin dapat merangsang antibodi.
Tahap dua, mencari tahu dosis yang efektif untuk meningkatkan antibodi. Ketiga, baru dilakukan uji klinis apakah vaksin tersebut efektif bagi penggunanya.
Oleh karena itu, Pandu memastikan bahwa uji klinis tahap tiga vaksin bakal berjalan aman.
"Jadi kalau tidak lolos fase satu, fase dua enggak mungkin bisa lompat ke fase tiga walaupun dalam keadaan emergency sekalipun harus lewat fase satu fase dua, karena itu sudah diyakinkan aman," kata Pandu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.