JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam menilai, tak etis Presiden Joko Widodo yang memanggil Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo ke Istana Kepresidenan untuk membahas politik praktis.
Hal itu disampaikan Umam menanggapi pertemuan Jokowi dengan Purnomo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (16/7/2020).
"Yang dilakukan Presiden Jokowi memanggil Pak Achmad Purnomo Wakil Wali Kota Solo saya rasa kurang etis," kata Umam dalam sebuah diskusi virtual, Minggu (26/7/2020).
"Karena beliau (Presiden) memanggil dalam kapasitas kepala pemerintahan. Yang dipanggil wakil wali kota. Tapi yang dibicarakan hal politik praktis, khususnya berkaitan dengan konteks putra beliau," lanjut Umam.
Baca juga: Diusung PDI-P, Bagaimana Peluang Gibran-Teguh di Pilkada Solo 2020?
Ia mengatakan, hal serupa sebelumnya pernah terjadi saat Jokowi bersama pengurus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) membicarakan politik praktis di Istana Kepresidenan. Peristiwa itu sempat ramai dibahas publik.
Saat itu, kata Umam, Sekretaris Kabinet Pramono Anung telah mengambil langkag tepat dengan melarang para pengurus partai yang datang ke Istana Kepresidenan membicarakan politik praktis.
Ia menilai semestinya hal serupa dilakukan ketika ada pembicaraan politik praktis di Istana Kepresidenan.
"Waktu itu Pak Pramono (Anung) mengatakan Pak Presiden tidak berniat melakukan itu dan waktu itu kawan-kawan dari parpol yang mengajaknya," ujar Umam.
"Oleh karena itu Pak Pramono mengatakan waktu itu partai yang masuk ke Istana Negara tolong stop. Jangan bicara politik praktis. Tapi faktanya sekarang unik," lanjut dia.
Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo mengaku memang dipanggil ke Istana Negara pada 16 Juli 2020, sehari sebelum pengumuman rekomendasi soal siapa yang akan maju dalam Pilkada Solo dari PDI-P.
Purnomo menyebutkan bahwa Jokowi memberi tahu, rekomendasi Pilkada Solo jatuh pada Gibran-Teguh Prakosa.
Namun Purnomo membantah bahwa Jokowi menawarkan jabatan kepadanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.