Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Istana Kepresidenan Cegah Penularan Covid-19 di Lingkungannya...

Kompas.com - 25/07/2020, 06:00 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono memastikan, pihaknya menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah masuknya virus corona ke dalam lingkungan Istana Kepresidenan.

Hal itu disampaikan Heru menyusul diberitakannya Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo yang dinyatakan positif Covid-19 usai menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (16/7/2020).

Ia mengatakan, Presiden serta keluarga melakukan pemeriksaan rutin kesehatan seminggu sekali.

"Iya, Ibu Negara dengan Bapak Presiden dan keluarga sama perlakuannya. Kami lakukan tes kesehatan dengan rutin," kata Heru sebagaimana dikutip dari tribunnews.com, Jumat (24/7/2020)

Baca juga: 2 Hari Setelah Bertemu Jokowi, Wakil Wali Kota Solo Dinyatakan Positif Covid-19

Selain Presiden serta keluarga, para perangkat atau orang-orang yang sering berinteraksi dengan Presiden juga melakukan tes kesehatan secara rutin.

Hal itu juga berlaku bagi Heru dan seluruh staf Sekretariat Presiden.

Bahkan, juru masak hingga Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) juga melakukan hal yang sama.

Untuk juru masak dan Paspampres, tes kesehatan yang di dalamnya termasuk tes swab dilakukan per dua bulan sekali.

Selama dua bulan, mereka yang dinyatakan sehat tidak dibolehkan berinteraksi sembarangan.

Baca juga: Istana: Belum Tentu Achmad Purnomo Sudah Terjangkit Covid-19 Saat Bertemu Presiden

Kepala Staf Kepresidenan Heru Budi Hartono. KOMPAS.com/Ihsanuddin Kepala Staf Kepresidenan Heru Budi Hartono.
"Misalnya, besok ada jadwal pergantian dua bulan. Berarti malam ini yang baru sudah kami lakukan swab. Masuk dan dia bekerja tidak boleh berinteraksi dengan yang lainnya sampai dengan dua bulan berikutnya," kata dia.

Tidak hanya itu, ruangan yang akan digunakan presiden untuk bekerja, rapat, atau pertemuan lainnya juga dilakukan sterilisasi terlebih dahulu.
Sterilisasi dilakukan dengan sinar ultra violet tiga jam sebelum ruangan digunakan.

"Jadi, misalnya Bapak Presiden akan bekerja di Istana Negara, berarti ya jam 06.00 WIB pagi kami lakukan sterilisasi dan orang tidak boleh masuk," kata dia.

Heru mengatakan bahwa protokol kesehatan di lingkungan presiden sudah sangat ketat. Antisipasi penularan dari orang-orang yang bertemu Presiden juga sudah dilakukan semaksimal mungkin.

Baca juga: Achmad Purnomo Positif Covid-19, Jokowi Jalani Tes Swab

"Saya rasa sudah ketat, sudah maksimum dan tentunya kami berdoa semoga semuanya tidak tertular dan untuk Pak Wakil Wali Kota solo kami berdoa semoga semuanya tetap sehat dan bisa melalui ini dengan baik," ujar Heru.

Heru mengatakan, intensitas kegiatan kerja Presiden tidak akan dikurangi, meski terdapat kasus positif orang yang sempat bertemu Kepala Negara tersebut.

Presiden tetap berkativitas dan bekerja dengan pembatasan jumlah perserta.

"Contohnya setiap bertemu dengan warga. Tadi sore misalnya pukul 15.00 WIB di Bogor ada 30 (orang), mungkin akan kami pikirkan kami kurangkan jadi 20, dengan jarak yang mungkin agak lebih jauh lagi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Nasional
PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

Nasional
Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com