JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyebut, Pilkada 2020 merupakan program padat karya yang berguna untuk memulihkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di tengah pandemi Covid-19.
Pilkada juga dinilai Tito dapat bermanfaat untuk penanganan pandemi.
“Ini akan bisa berdampak dua, yang pertama adalah bisa untuk membangkitkan UMKM, masker dan lain-lain misalnya kertas, tinta. Dan di sisi lain juga akan bermanfaat untuk menangani Covid-19," kata Tito melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (21/7/2020).
Tito mengatakan, Pilkada kali ini tak hanya didanai menggunakan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD), tetapi juga anggaran pendapatan belanja negara (APBN).
Baca juga: Soal Kampanye Pilkada, Mendagri: Yang Tegas-tegas Saja Pak, Diskualifikasi kalau Perlu
Kementerian Keuangan telah mencairkan APBN sebesar Rp 960 miliar untuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) pada akhir Juni lalu sebagai anggaran tambahan yang dialokasikan untuk pengadaan protokol kesehatan.
Ke depan, Kemenkeu akan kembali mencairkan APBN untuk penyelenggaraan Pilkada, yakni Rp 3 triliun pada tahap pertama dan Rp 1 triliun pada tahap ketiga.
Jika dikalkulasikan dengan anggaran yang bersumber dari APBD, total anggaran Pilkada 2020 berjumlah Rp 20 triliun.
Menurut Tito, dari jumlah tersebut, sebesar 60 persen digunakan untuk insentif penyelenggara. Sedangkan 40 persen untuk pembelian alat Pilkada maupun pengadaan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 seperti masker dan lainnya.
Baca juga: Mendagri Minta Kampanye Akbar Pilkada 2020 Tak Dihadiri Lebih dari 50 Orang
Oleh karenanya, menurut Tito, gelaran Pilkada kali ini membantu pemulihan UMKM sekaligus penanggulangan Covid-19.
"Nanti (sebagian anggaran) akan digunakan untuk pembelian alat perlindungan Covid," ujarnya.
Tito mengatakan, dirinya bahkan telah meminta peserta Pilkada untuk membuat alat peraga kampanye (APK) berupa masker dan hand sanitizer.
Hal ini dinilai akan berdampak baik bagi penanganan pandemi Covid-19.
"Bahkan kontestan sudah kita minta boleh menggunakan alat peraga, masker atau hand sanitizer dengan gambar mereka atau nomor pilihan mereka sehingga ini akan menimbulkan gerakan masif,” kata Tito.
Baca juga: Tak Ingin Pilkada Jadi Klaster Baru, Mendagri Minta Masker dan Hand Sanitizer Jadi Alat Peraga
Lebih lanjut, Tito berharap agad Pilkada 2020 dijadikan momentum penyelenggara, peserta maupun pemilih untuk melawan Covid-19.
Diharapkan, dari gelaran Pilkada lahir kepala daerah yang mampu bersungguh-sungguh menanggulangi pandemi.
"Ketika Pilkada ini mereka kepala daerah 270 daerah incumbent akan bertanding dan kontestan lain kita harapkan mereka betul-betul terpacu untuk menyelesaikan Covid-19 bukan menjadi media penularan,” kata Tito.
Untuk diketahui, Pilkada 2020 digelar di 270 wilayah di Indonesia, meliputi 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota.
Semula, hari pemungutan suara Pilkada akan digelar pada 23 September. Namun, akibat wabah Covid-19, hari pencoblosan diundur hingga 9 Desember 2020.
Tahapan Pilkada lanjutan pasca penundaan telah dimulai pada 15 Juni 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.