Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Indonesia Bukan Negara Terbaik di ASEAN dalam Produktivitas Tenaga Kerja

Kompas.com - 21/07/2020, 10:28 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, Indonesia bukan negara yang terbaik di ASEAN dalam produktivitas tenaga kerja.

Hal tersebut disampaikan Ma'ruf saat memberikan sambutan saat wisuda Universitas Terbuka tahun akademik 2019-2020 secara daring, Selasa (21/7/2020).

Ia mengatakan, prioritas utama pemerintah saat ini dalam menghadapi tantangan global adalah meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM).

SDM unggul tersebut merupakan kunci untuk memenangkan persaingan global.

"Salah satu kriteria SDM unggul adalah tingkat produktivitas. Sayangnya ketika kita berbicara produktivitas, khususnya produktivitas tenaga kerja, kita bukan yang terbaik di ASEAN," ujar Ma'ruf.

Baca juga: Wapres Maruf: Kenapa Kasus Covid-19 Masih Naik? Karena Masyarakat Kurang Disiplin

Ia mengatakan, berdasarkan data Asian Productivity Organization (APO) yang diterbitkan dalam APO Productivity Data Book 2019, posisi produktivitas per pekerja Indonesia berada pada peringkat 5 dari 10 negara ASEAN.

Produktivitas per pekerja Indonesia berkisar di angka 26.000 USD, yang hanya seperlima dari Singapura.

Singapura sendiri berada di peringkat pertama dengan produktivitas per pekerja sebesar 142.300 USD.

"Kita juga masih terpaut jauh dari Malaysia dengan produktivitas per pekerja sebesar 60.000 USD," kata dia.

"Dari data tersebut kita harus mengakui, upaya meningkatkan kapasitas SDM agar dapat berkompetisi global masih harus dipacu," lanjut Ma'ruf.

Baca juga: Wapres Maruf: Pendidikan adalah Kunci untuk Memastikan Masa Depan Bangsa

Saat ini, kata dia, jumlah penduduk Indonesia yang berkesempatan melanjutkan pendidikan tinggi masih terbatas.

Dari 126,57 juta penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja, berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS Agustus 2019, hanya sekitar 12,27 juta atau 9,7 persen yang dapat menikmati pendidikan tinggi dan merupakan lulusan universitas.

Kondisi tersebut, katanya, menjadi tantangan besar Indonesia dalam meningkatkan kapasitas SDM.

"Pengembangan SDM unggul dimulai dari lingkungan pendidikan termasuk Universitas Terbuka. Dalam mengembangkannya, sebuah lembaga pendidikan tidak cukup mengandalkan pembelajaran teoritis semata, tapi juga harus menangkap berbagai dinamika dan menjadi katalisator peningkatan kapasitas masyarakat," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com