JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membeberkan tiga penyebab banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, pada Senin (13/7/2020) malam.
"Ada tiga yang cukup penting untuk diperhatikan mengapa kejadian ini, banjir bandang Luwu Utara terjadi," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam konferensi pers, Minggu (19/7/2020).
Penyebab pertama, kata Jati, masalah curah hujan yang cukup tinggi.
Kedua, adanya pengalihan fungsi lahan.
Baca juga: BMKG Sebut Curah Hujan Tinggi Jadi Penyebab Banjir Bandang Luwu Utara
Ketiga, adanya sejarah patahan yang mengakibatkan kondisi formasi di kawasan hulu lemah.
"Sehingga memudahkan longsor," kata Jati.
Selain itu, Jati mengatakan bahwa pihaknya sudah mendapatkan data kelompok rentan yang terdampak telah teridentifikasi. Dengan demikian, akan memudahkan penyaluran bantuan.
"Ini akan memudahkan bagi tim yang melakukan bantuan dalam hal logistik," katanya.
Diberitakan sebelumnya, BNPB mencatat, sebanyak 40 orang hilang dan 36 meninggal dunia akibat banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Baca juga: BNPB: 40 Orang Hilang dan 36 Meninggal akibat Banjir Luwu Utara
Data itu berdasarkan rekapitulasi sementara BNPB yang terhitung hingga Sabtu (18/7/2020).
"Sampai dengan 18 Juli 2020, status korban jiwa yang meninggal dunia berjumlah 36 orang, 40 orang hilang, luka-luka 58 orang, dan total korban terdampak 3.627 KK atau 14.483 jiwa," ujar Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Wisnu Widjaja saat membuka konferensi pers virtual yang digelar BNPB, Minggu (19/7/2020).
Banjir bandang tersebut juga menyebabkan kerusakan berbagai fasilitas yang meliputi sembilan unit sekolah, 13 unit rumah ibadah, tiga unit fasilitas kesehatan, dan delapan unit kantor pemerintahan.
Banjir pun menyebabkan jalan sepanjang 12,8 kilometer rusak. Selain itu, sembilan unit jembatan, dua unit fasilitas umum, 100 meter pipa air bersih, dua bendungan irigasi, satu pasar tradisional, dan 61 unit mikro usaha terdampak.
Baca juga: Update Korban Banjir Bandang Luwu Utara, 38 Orang Meninggal, 11 Masih Dicari
Terakhir, satu unit peralatan dapur umum BPBD terbawa hanyut pada saat penanganan Sungai Masamba.
Wisnu menuturkan, terdapat tiga kecamatan terdampak banjir bandang, yakni Masamba, Sabbang, Baebuntah, Baebuntah Selatan, Malangke, dan Malangke Barat.
"Di mana 76 titik pengungsi tersebar di tiga kecamatan, yaitu di kecamatan Sabbang, Baibuntah, dan Masamba," katanya.
Baca juga: Bupati Luwu Utara: Pemkab Terus Lakukan Upaya Pemulihan Pasca Banjir
Wisnu menambahkan, BNPB, BPBD, kementerian/lembaga, TNI-Polri, dan pemerintah daeah setempat masih terus melakukan inventarisasi dan pengkajian terhadap dampak banjir bandang tersebut.
"Yakni menilai seberapa besar yang terjadi dari sisi korban jiwa, situasi sosial, dampak ekonomi seperti harta bend, kerusakan infrastruktur, fasilitas umum, serta upaya penanganan darurat bagi korban terdampak di wilayah tersebut," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.