“Lokasinya luas, (sehingga) sampai malam (bertugas). Terkadang kita tiba-tiba mendengar suara teriakan orang minta tolong. Di samping itu, kondisi sangat gelap tidak ada listrik,” lanjutnya.
Kondisi tersebut diperburuk dengan penjarahan yang terjadi di mana-mana seperti diberitakan sejumlah media tanah air.
“Yang kami takutkan bukan logistik kita dijarah, justru karena kami ini tim evakuasi yang tidak bawa logistik, akhirnya terjadi kerusuhan lain. Mobil polisi aja dijarah kan, apalagi mobil lainnya,” terangnya.
Baca juga: Tim Pemulasaraan Barzah Dompet Dhuafa Layani Pemulangan Jenazah Secara Gratis
Pada program radio tersebut Bang Labing pun bercerita bagaimana DMC sebagai salah satu organ Dompet Dhuafa dapat mengatasi bencana dengan cepat dan merata. Padahal Indonesia cukup luas dan bencana bisa terjadi kapan saja.
Ia menjelaskan bahwa kuncinya ada pada solidaritas jaringan relawan di seluruh Indonesia. DMC memprioritaskan relawan yang dekat dengan lokasi untuk terjun melakukan aksi kemanusiaan.
"“Supaya dapat secepat mungkin menjangkau titik lokasi. Dengan catatan relawan tersebut sudah pernah mendapat pelatihan kebencanaan dari DMC,” terangnya.
Saat ini DMC sudah didukung oleh jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia. Dulu, saat DMC baru terbentuk pada 1994, hampir semua relawan berdomisili di Jakarta sehingga memerlukan waktu tempuh yang lebih panjang ke lokasi bencana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.