Di sisi lain, KSPI berencana akan menggelar demo besar-besaran usai keluar dari tim teknis yang membahas Omnibus Law RUU Cipta Kerja.
"Saat ini KSPI sedang mengkonsolidasikan kaum buruh untuk melakukan aksi besar-besaran di seluruh wilayah Indonesia yang rencananya akan digelar serentak pada awal Agustus 2020," ujar Said.
Said mengatakan, aksi tersebut akan diikuti ratusan ribu buruh dari seluruh Indonesia.
Untuk wilayah Jabodetabek, aksi akan dipusatkan di gedung DPR/MPR RI. Sedangkan di daerah, dipusatkan di masing-masing kantor gubernur maupun DPRD provinsi.
Ia menambahkan, sejauh ini daerah yang sudah siap menggelar aksi, antara lain Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Kepulauan Riau, Bengkulu, Aceh, Gorontalo, hingga Kalimantan Selatan.
"Kemudian juga dilakukan di provinsi-provinsi lain," kata dia.
Baca juga: Pekerja Sektor Ketenagalistrikan Tolak RUU Cipta Kerja, ini Alasannya
Bukan Gertak Sambal
Said juga menegaskan rencana aksi demonstrasi pada awal Agustus 2020 bukan sekadar gertakan kepada pemerintah.
"Bagi KSPI, aksi selama ini yang kita lakukan (membuktikan) bukan aksi gertak sambal," tegas Said.
Said menjelaskan, terdapat dua tuntutan yang diusung dalam aksi tersebut.
Pertama, hentikan pembahasan Omnibus Law RUU Cipta Kerja, khususnya klaster ketenagakerjaan dan meminta pemerintah mengalihkan fokus terhadap penanganan Covid-19.
Kedua, menolak adanya PHK massal yang terjadi di masa mendatang.
Said menuturkan, rencana aksi tersebut juga sebagai reaksi atas tim teknis bentukan Kementerian Ketenagakerjaan.
Pasalnya, kata dia, tim teknis tersebut disinyalir tidak bisa menyelesaikan persoalan yang ada. Terutama berkaitan dengan aspirasi kalangan buruh.
"Itu artinya ruang partisipasi, dialog, tertutup. Sehingga KSPI mengambil sikap kembali pada aksi jalanan," kata dia.
Dia menambahkan, bahwa keputusan aksi tersebut merupakan pilihan terakhir setelah strategi konsep dan lobi gagal membuat RUU Cipta Kerja dihentikan.
"Aksi adalah pilihan strategi karena kita menerapkan konsep, lobi, dan aksi. Konsep sudah dilakukan, lobi sudah dilakukan dan ternyata mental, tinggal satu pilihan, adalah aksi," ungkap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.