Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Jenderal Hoegeng Disantet Polisi Korup

Kompas.com - 15/07/2020, 05:22 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jenderal Polisi Hoegeng terkenal sebagai sosok polisi berintegritas. Kejujuran melekat dalam diri Hoegeng selama menjalani tugas sebagai seorang polisi.

Integritas Hoegeng terkenal jauh sebelum ia menyandang bintang empat di korps tribrata. Saking jujurnya Hoegeng, ia bahkan pernah sampai disantet oleh seorang polisi korup.

Hal itu terungkap dalam autobiografinya yang berjudul Hoegeng, Polisi Idaman dan Kenyataan (1993).

Dalam buku tersebut Hoegeng menceritakan pengalamannya kala masih memimpin Badan Reserse dan Kriminal di Kepolisian Sumatera Utara.

Saat itu ia paling sering menangani kasus perjudian dan penyelundupan.

Baca juga: Cerita Hoegeng Saat Dituduh Anti-China...

Biasanya para penyelundup memasukkan barang-barang mewah dari Singapura ke Indonesia berupa radio, tape recorder, dan arloji.

Sebaliknya, ada pula barang-barang yang diselundupkan dari Indonesia ke Singapura berupa minyak nilam dan karet.

Saat itu, para penyelundup mendapat perlindungan dari aparat kepolisian yang korup dan berlangsung di Teluk Nibung serta Tanjung Balai, Sumatera Utara.

Ia pun kerap kali turun langsung berkoordinasi dengan pihak Bea Cukai untuk membongkar kasus penyelundupan tersebut.

"Saya dan AKP Mauluhi Sitepu pernah hampir menangkap basah seorang oknum polisi berpangkat Komisaris Polisi Kelas II yang bekerja sama dengan China melakukan penyelundupan minyak nilam dalam partai besar di Teluk Nibung," kata Hoegeng dalam autobiografinya.

"Sebenarnya sudah rahasia umum ia adalah tukang backing smokel (penyelundup), sehingga rumahnya seperti istana dan kerjanya foya-foya. Entah kenapa ia sempat meloloskan diri," lanjut Hoegeng.

Baca juga: Jenderal Hoegeng dan Sosok Polisi Pelayan Masyarakat

Rupanya, oknum polisi itu dendam dengan Hoegeng. Ia lantas menyantet Hoegeng dengan bantuan seorang dukun.

Saat dikirim santet, Hoegeng mengaku pasrah. Namun, suatu hari datang seseorang yang mengaku dukun yang telah menyantetnya.

Di hadapan Hoegeng, dukun itu mengaku bahwa dialah yang menyantet Hoegeng atas permintaan polisi korup tersebut.

Sang dukun menyesal dan meminta maaf kepada Hoegeng. Ia lalu mengobati Hoegeng.

Setelah diobati ia pun sembuh.

"Umumnya anak buah saya ingin agar dukun itu ditangkap dan diproses ke pengadilan. Tapi saya memaafkan dan membebaskannya. Saya bilang ia sudah menyerah, lebih-lebih sudah insaf," kenang Hoegeng.

"Dan usaha kami untuk menangkap dan mengajukan si Komisaris Polisi ke pengadilan diurungkan sebab ia keburu minta pensiun," tutur Hoegeng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Nasional
Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Nasional
Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Nasional
Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com