JAKARTA, KOMPAS.com - Musisi sekaligus kader Partai Gerindra, Ahmad Dhani, mengibaratkan ketua umum Prabowo Subianto sebagai jenderal di partai yang kata-katanya adalah titah yang harus dipatuhi.
Sementara itu, kata dia, dirinya saat ini masih belajar menjadi prajurit yang patuh dengan perintah pimpinan.
Hal itu Dhani sampaikan saat berbincang bersama Deddy Corbuzier dalam sebuah video podcast berjudul "Hampir Dibunuh Thn 2003, Ahmad Dhani Not Hoax?!". Video itu diunggah di akun Youtube Deddy Corbuzier pada Rabu (8/7/2020).
Mulanya, Dhani berbicara soal kondisi Indonesia saat ini yang dianggapnya mengalami anomali.
Deddy kemudian menimpali, mengatakan bahwa Dhani saat ini juga bagian dari pemerintahan karena Partai Gerindra telah berkoalisi dengan partai-partai pemerintah.
"Indonesia memang anekdot, memang anomali," kata Dhani.
"Tapi kan sekarang sudah koalisi? Sudah jadi bagian dari pemerintah dengan adanya koalisi ini?" timpal Deddy.
Dhani pun menjawab, dirinya masih belajar menjadi prajurit yang patuh dengan perintah pimpinan.
Ia mengatakan, Prabowo Subianto merupakan jenderal di partai yang titahnya harus dipatuhi.
"Saya ini kan cuma soldier, Prabowo kan jenderalnya. Saya harus belajar untuk benar-benar menjadi real soldier, apa kata jenderalnya kan. Gue kan bukan real soldier, tapi di Partai Gerindra, partai ini mungkin satu-satunya partai yang aplikasinya seperti militer. Jadi, apa kata Prabowo itulah titah," tuturnya.
Dhani mengatakan, seluruh anggota DPR diminta menandatangani surat pemecatan ketika dilantik. Menurutnya, sang istri yaitu Mulan Jameela yang kini duduk sebagai anggota DPR juga meneken surat pemecatan itu.
Baca juga: Kader Gerindra Jadi Eksportir Lobster, Edhy: Keputusan Bukan Saya, Tapi Tim
"Bahkan semua anggota DPR, termasuk Mulan, waktu dilantik sekaligus tanda tangan pemecatan. Jadi kalau PKS dulu niru seperti itu, Fahri Hamzah sudah dipecat pasti. Tapi karena PKS tidak seperti Gerindra, memecat Fahri Hamzah susah banget. Gerindra memecat anggota DPR-nya, sudah tanda tangan semua," ucap Dhani.
Terkait surat pemecatan, Ketua DPP Gerindra sekaligus anggota Komisi III DPR, Habiburokhman, membantah pernyataan Dhani.
Habiburokhman mengaku hanya ingat pernah meneken pakta integritas yang isinya mengatur untuk taat pada AD/ART, program-program, dan keputusan partai.
"Kalau seperti militer dalam konteks disiplin mungkin ada benarnya. Sebagaimana tercantum dalam Pasal 16 Anggaran Dasar, setiap kader wajib mematuhi kebijakan dan program partai. Kalau tanda tangan surat pemecatan saya enggak tahu, mungkin yang dimaksud pakta integritas," katanya saat dihubungi, Senin (13/7/2020).