JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan, pemerintah memiliki 246 laboratorium untuk memeriksa spesimen Covid-19.
Namun, Doni mengatakan, jumlah tersebut belum memenuhi kebutuhan di daerah.
"Sekarang jumlah laboratorium kita sudah mencapai 246 dan ini tidak mungkin bisa memenuhi kebutuhan yang ada di daerah karena masih sangat kurang," kata Doni dalam rapat kerja dengan Komisi VIII di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/7/2020).
Baca juga: UPDATE 11 Juli: Pemerintah Telah Periksa 1.038.988 Spesimen Covid-19
Menurut Doni, 246 laboratorium ini memiliki kemampuan untuk melakukan pemeriksaan spesimen per hari sebanyak 22.000 sampai 23.000 spesimen.
Namun, pihaknya menargetkan pemeriksaan 30.000 spesimen per hari, sehingga dibutuhkan penambahan jumlah laboratorium.
"Ini akan terus kita optimalkan, hingga capai 30.000 spesimen," ujar dia.
Selain itu, Doni mengatakan, pemeriksaan spesimen Covid-19 dengan mesin polymerase chain reaction (PCR) masih perlu ditingkatkan.
Baca juga: Kejar Tes PCR 15.000 Per Minggu, Jabar Lakukan Penguatan Kesiapan Laboratorium
Adapun terkait rapid test, menurut Doni, sesuai Surat Edaran Kementerian Kesehatan sudah menetapkan tarif biaya rapid test sebesar Rp 150.000.
"Ini untuk menghindari beban biaya masyarakat yang membutuhkannya karena juga dari BPPT dan biofarma telah produksi rapid test dengan harga pasar 75.000 per unit, mudahan-mudahan akan membantu nantinya," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.