JAKARTA, KOMPAS.com - Penyintas Covid-19, Ratri Anindyajati, membagikan pengalamannya selama proses perawatan dan penyembuhan dari penyakit tersebut.
Menurut Ratri, orang tidak perlu takut memeriksakan diri jika merasakan gejala tertular virus corona jenis baru (SARS-Cov-2) penyebab Covid-19.
"Sebelum tahu saya dan adik saya tertular Covid-19, kami tidak pernah berpikir ada penyakit itu di tubuh kami," ujar Ratri saat acara talkshow daring yang digelar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Sabtu (11/7/2020).
Baca juga: Penyintas Covid-19 Tak Boleh Berhubungan Intim 1 Bulan, Kenapa?
Ratri dan adiknya merasakan demam dan flu yang tidak kunjung membaik. Oleh kerabat yang tinggal di luar negeri, Ratri dan adiknya disarankan memeriksakan diri.
Tujuannya untuk memastikan apakah sakit yang dirasakan merupakan flu biasa atau Covid-19.
"Saya disarankan oleh Bude saya yang tinggal di Austria untuk memeriksakan diri. Kebetulan beliau tahu saat itu di Italia sudah lockdown total akibat wabah Covid-19," ungkap Ratri.
Kerabatnya tersebut khawatir jika sakit yang dialami Ratri dan adiknya ternyata adalah Covid-19 tetapi lambat dideteksi. Itu akan berakibat fatal.
Mereka berdua disarankan untuk segera tes Covid-19 agar bisa mendapatkan perawatan seandainya benar dinyatakan positif tertular penyakit itu.
Kakak beradik tersebut tinggal bersama ibu mereka.
"Sehingga Bude saya bilang, kalau sudah tahu penyakitnya apa, kami berdua bisa melindungi ibu kami," ujar dia.
Ketika hasil tes menyatakan Ratri dan adiknya positif tertular Covid-19, keduanya lantas menjalani perawatan intensif di RSPI Sulianti Saroso.
Belakangan, ibu mereka juga dinyatakan positif Covid-19 dan segera menjalani perawatan serta karantina.
"Ada rasa takut, khawatir, bingung. Kami bertiga, aku, adik dan ibu harus masuk ruang isolasi," kenang Ratri.
"Tidak ada persiapan apa-apa, jadi harus survive day by day aja. Mengatasi hari per hari," lanjutnya.
Mereka bertiga merupakan pasien pertama Covid-19 di Indonesia.
Ratri juga mengungkapkan, mereka sempat merasa tertekan karena banyaknya informasi keliru yang beredar di masyarakat perihal ketiganya.
"Namun, melihat kepanikan masyarakat di luar ruang isolasi sangat besar atas penyakit ini, kami lalu fokus untuk bisa sembuh," kata Ratri.
Jika mereka bisa sembuh, pikirnya, itu akan menjadi harapan bagi masyarakat lain.
Setelah menjani isolasi dan perawatan intensif, Ratri, adik dan ibunya dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Ketiganya sudah bisa kembali menjalani aktivitas normal dan pekerjaan masing-masing.
Dari pengalamannya, Ratri berpesan bahwa mengetahui sedini mungkin status penyakit yang diderita berguna untuk diri sendiri dan orang sekitar.
Baca juga: Cerita Penyintas Covid-19, Termotivasi Semangat Para Tenaga Medis...
Masyarakat diminta tidak takut sebab harapan untuk kembali sembuh itu ada.
"Memang Covid-19 ini mengerikan karena belum ada obatnya. Tetapi, kalau ada gejala-gejala yang mengarah ke sana, segera tes saja," tuturnya.
"Semakin awal tahu, kita bisa punya harapan sembuh. Sebab bisa tertangani dengan baik. Kita juga membantu orang lain sebab menghindarkan mereka dari paparan Covid-19," tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.