Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbud: Mayoritas Anak Sulit Pahami Pelajaran Selama Belajar dari Rumah

Kompas.com - 09/07/2020, 14:44 WIB
Tsarina Maharani,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Totok Suprayitno, menyatakan kesulitan memahami pelajaran menjadi salah satu hambatan umum yang dihadapi para siswa selama melakukan kegiatan belajar dari rumah.

Hal itu diketahui berdasarkan dua kali survei tentang pembelajaran dari rumah terhadap para guru dan siswa yang dilakukan Balitbang Kemendikbud.

"Mayoritas mengalami kesulitan memahami pelajaran," kata Totok dalam rapat bersama Komisi X DPR, Rabu (9/7/2020).

Baca juga: Wapres Sebut Belajar di Rumah Saat Pandemi Covid-19 Timbulkan Masalah Ketidaksetaraan

Hambatan berikutnya yang dihadapi siswa yaitu, kurang konsentransi, tidak dapat bertanya langsung kepada guru, bosan, dan jaringan internat yang kurang memadai.

"Kurang konsentrasi, tidak dapat bertanya langsung kepada guru, sehingga kebiasaan-kebiasaan dari tatap muka bisa inetraksi langsung, memahami mata pelajaran langsung dari guru, ketika belajar dr rumah itu membutuhkan perjuangan yang cukup tinggi," jelas Totok.

Berdasarkan survei, sebagian besar siswa pun merasa tidak senang belajar dari rumah. Totok mengatakan, hanya 37,5 persen siswa yang menyatakan belajar dari rumah menyenangkan.

Kendati demikian, para siswa merasa orang tua mereka telah membimbing dengan baik selama belajar di rumah, dengan persentase sebesar 77,1 persen.

"Persepsi siswa tentang belajar dari rumah ini pada umumnya tidak setuju. Mayoritas tidak setuju. Konsisten dengan mahasiswa tadi, mereka tetap lebih senang belajar tatap muka di sekolah," ujarnya.

Selain itu, Kemendikbud mencatat sejumlah isu para guru selama pembelajaran jarak jauh ini.

Salah satu informasi yang diterima Kemendikbud dari Papua yaitu guru-guru khawatir angka putus sekolah meningkat. Berdasarkan informasi tersebut, Kemendikbud akan segera melakukan pemetaan untuk menentukan kebijakan.

"Kami terima informasi dari Papua ketakutan akan kemungkinan putus sekolah. Para guru khawatir setelah BDR (belajar dari rumah) ini anak tidak kembali lagi ke sekolah," kata Totok.

Baca juga: Survei UNICEF: 66 Persen Siswa Mengaku Tak Nyaman Belajar di Rumah

"Ini salah satu isu kebijakan yang perlu kita tangani atau cegah sebelum ancaman putus sekolah ini betul-betul terjadi," imbuhnya.

Survei Balitbang Kemendikbud itu dilaksanakan sebanyak dua kali. Survei pertama digelar pada minggu ke-2 hingga ke-3 April 2020, dengan responden guru dan kepala sekolah.

Survei kedua dilakukan pada Mei 2020, dengan responden siswa dan orang tua. Namun tidak dijelaskan mengenai metode pemilihan responden dan metode survei.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com