Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/07/2020, 08:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin melakukan kunjungan kerja pertamanya saat pandemi Covid-19.

Pada Rabu (8/7/2020), Wapres Ma'ruf datang ke sejumlah lokasi di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Antara lain, SMAN 4 Sukabumi, Balaikota Sukabumi, serta Pondok Pesantren Assobariyyah.

Dalam kunjungannya yang turut didampingi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, serta Menteri Agama Fachrul Razi itu, Wapres Ma'ruf menekankan soal daerah zona hijau Covid-19 untuk mempertahankannya.

Baca juga: Wapres Ingatkan Daerah Berstatus Zona Hijau Covid-19 Tak Kembali Kuning atau Merah

Kota Sukabumi sendiri saat ini menjadi salah satu wilayah di Jawa Barat yang berstatus zona hijau Covid-19.

Wapres Ma'ruf mengingatkan daerah yang sudah berstatus zona hijau tidak kembali menjadi daerah kuning apalagi merah akibat paparan Covid-19.

"Dalam semua kegiatan, supaya sesudah hijau ini jangan kembali jadi biru, kuning apalagi merah. Bagaimana menjaga konsistensi ini, kalau sudah hijau jangan balik lagi. Bagaimana menjaga istikamahnya ini," kata Ma'ruf.

Ia mengatakan, untuk mencapai status zona hijau Covid-19 bukanlah perkara yang mudah. Begitu juga dengan upaya daerah mempertahankan status tersebut.

"Oleh karena itu saya berharap, saya berdoa mudah-mudahan (daerah) hijau sekali hijau tetap hijau, jangan jadi kuning, biru, apalagi merah," ujar dia.

Baca juga: Wapres Ingin SMAN 4 Sukabumi Jadi Contoh Belajar Tatap Muka di Zona Hijau

Ma'ruf pun berharap setiap daerah dapat menemukan inovasi-inovasi terutama bagi daerah yang sudah hijau.

Terutama dalam menyelenggarakan model pendidikan serta lokasi-lokasi keramaian seperti pasar dan terminal, termasuk di Kota Sukabumi.

Berdasarkan laporan yang ia terima, Jawa Barat saat ini R0 atau angka pertambahan kasus Covid-19-nya sudah di bawah 1.

"Itu bukan hal yang mudah. Saya sampaikan apresiasi kepada Wali Kota yang bisa menjadikan Kota Sukabumi sebagai zona hijau karena tidak semua daerah bisa hijau. Ini adalah upaya-upaya yang tidak mudah," kata dia.

Daerah zona hijau harus berinovasi

Ma'ruf mengatakan, daerah berstatus zona hijau Covid-19 harus menerapkan inovasi agar dapat mempertahankan status tersebut.

Sejumlah inovasi pun dilakukan, salah satunya di SMAN 4 Kota Sukabumi yang akan memulai pembelajaran tatap muka.

"Jadi bukan di sekolah saja, saya kira di pasar, terminal juga harus ada inovasi karena banyak penularan di sana. Tempat orang berkumpul banyak perlu ada inovasi-inovasi supaya mencegah penularan (Covid-19)," ujar Ma'ruf.

Baca juga: Kunjungi Sukabumi yang Jadi Zona Hijau Covid-19, Ini Pesan Wapres Maruf Amin

Ia mengatakan, inovasi setiap daerah di zona hijau Covid-19 diperlukan agar daerahnya tak kembali menjadi status kuning atau merah.

Sebab, saat ini penularan virus corona penyebab Covid-19 belum berhenti.

"Kita juga tidak tahu ini kapan akan berhenti sehingga bagaimana kita menjaga, mengawal supaya tidak terjadi (penularan lagi di daerah hijau)," kata dia.

Oleh karena itu, ia mengingatkan agar protokol kesehatan tetap dijalankan meskipun daerah sudah berstatus zona hijau.

Protokol kesehatan itu di antaranya tetap mengenakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, serta menjaga imunitas tubuh.

"Ini terus kita jaga supaya tidak tertular. Oleh karena itu saya berharap suasana ini harus kita terus cari cara-cara yang lebih baik lagi," kata dia.

Baca juga: Wapres Sebut 100 Daerah Sudah Zona Hijau dan Sekolah Bisa Dibuka Kembali

Apalagi, di Jawa Barat, saat ini ada 100 kabupaten yang berstatus zona hijau sehingga ia mengharapkan ada inovasi-inovasi tersebut.

"Inovasi supaya tetap pendidikan dibuka di daerah hijau tapi kesehatan tetap terjaga. Protokol kesehatan tetap dipelihara, bagaimana melakukan inovasi-inovasi penyelenggaraannya," kata dia.

"Sekarang alhamdulillah untuk daerah hijau bagi mereka yang mau membuka dipersilakan," ucap Ma'ruf.

Jadi percontohan

Ma'ruf juga berharap SMAN 4 Sukabumi menjadi percontohan bagi sekolah lain di zona hijau Covid-19 yang akan memulai kegiatan belajar mengajar tatap muka.

Baca juga: Wapres Maruf Amin: Pendidikan Online Tidak Optimal

"Tadi saya sudah melihat, yang tadinya diizinkan dua shift jadi tiga shift, lebih hati-hati," ujar Wapres Ma'ruf Amin di sela kunjungannya ke sekolah itu, Rabu (8/7/2020).

"Saya berharap ini menjadi contoh bagi daerah-daerah lain yang ingin membuka sekolahnya di daerah hijau," lanjut dia.

Salah satu penerapan protokol kesehatan di SMAN 4 Sukabumi yang diapresiasi, yakni kewajiban bagi siswa/i mengenakan masker dan face shield dalam kegiatan belajar mengajar tatap muka.

Inovasi-inovasi yang diterapkan di sekolah tersebut, kata Wapres Ma'ruf Amin, sepatutnya dikembangkan dan ditiru oleh daerah lain yang sudah masuk ke zona hijau Covid-19.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Jokowi Ucapkan Selamat ke Erdogan yang Kembali Terpilih Jadi Presiden Turkiye

Jokowi Ucapkan Selamat ke Erdogan yang Kembali Terpilih Jadi Presiden Turkiye

Nasional
Bantah Denny Indrayana, MA Sebut Majelis PK Moeldoko Belum Dibentuk

Bantah Denny Indrayana, MA Sebut Majelis PK Moeldoko Belum Dibentuk

Nasional
Indonesia Resmi Miliki 2 Kapal Penyapu Ranjau Laut, Dijemput KSAL di Jerman

Indonesia Resmi Miliki 2 Kapal Penyapu Ranjau Laut, Dijemput KSAL di Jerman

Nasional
Mahfud MD Sebut MK Belum Berikan Putusan Resmi Berkait Sistem Proporsional Pemilu

Mahfud MD Sebut MK Belum Berikan Putusan Resmi Berkait Sistem Proporsional Pemilu

Nasional
Tak Penuhi Panggilan KY, Ketua PN Jakarta Pusat Dipanggil Ulang Besok

Tak Penuhi Panggilan KY, Ketua PN Jakarta Pusat Dipanggil Ulang Besok

Nasional
Survei Litbang “Kompas”: Presiden yang Tak Netral pada Pemilu Dinilai Berpotensi Menyeleweng

Survei Litbang “Kompas”: Presiden yang Tak Netral pada Pemilu Dinilai Berpotensi Menyeleweng

Nasional
KY Panggil Ketua PN Jakpus dan Hakim yang Putuskan Penundaan Pemilu

KY Panggil Ketua PN Jakpus dan Hakim yang Putuskan Penundaan Pemilu

Nasional
Gubernur Bali: 129 Wisman Dideportasi dari Januari hingga Mei 2023

Gubernur Bali: 129 Wisman Dideportasi dari Januari hingga Mei 2023

Nasional
Tanggal 1 Juni 2023 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Juni 2023 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Survei Litbang 'Kompas': 36 Persen Responden Tak Yakin Jokowi Netral Saat Masa Kampanye

Survei Litbang "Kompas": 36 Persen Responden Tak Yakin Jokowi Netral Saat Masa Kampanye

Nasional
Wakil Ketua KPK soal Beda Tafsir Putusan MK: Presiden Akan Terbitkan Keppres Perubahan

Wakil Ketua KPK soal Beda Tafsir Putusan MK: Presiden Akan Terbitkan Keppres Perubahan

Nasional
Denny Indrayana Mengaku Dapat Informasi Putusan Pemilu Proporsional Tertutup Bukan dari Hakim MK

Denny Indrayana Mengaku Dapat Informasi Putusan Pemilu Proporsional Tertutup Bukan dari Hakim MK

Nasional
37 WNI Korban Perusahaan 'Online Scam' di Laos Kembali ke Indonesia

37 WNI Korban Perusahaan "Online Scam" di Laos Kembali ke Indonesia

Nasional
Tak Persoalkan Apa Pun Putusan MK, Cak Imin: Yang Penting Tak Berpotensi Tunda Pemilu

Tak Persoalkan Apa Pun Putusan MK, Cak Imin: Yang Penting Tak Berpotensi Tunda Pemilu

Nasional
Survei Litbang 'Kompas': 39 Persen Responden Menilai Jokowi Tak Netral pada Pemilu 2024

Survei Litbang "Kompas": 39 Persen Responden Menilai Jokowi Tak Netral pada Pemilu 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com