JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, masjid memiliki potensi untuk menjadi basis pemberdayaan ekonomi umat.
Hal tersebut merupakan salah satu cara agar masjid bisa menjadi basis peradaban Islam.
Namun demikian, menurut Ma'ruf, potensi itu belum dimanfaatkan.
"Masjid juga sangat potensial menjadi basis pemberdayaan ekonomi umat. Potensi ini yang dalam waktu yang cukup lama belum termanfaatkan secara baik," ujar Ma'ruf dalam acara webinar nasional bertajuk Membangun Peradaban Islam Berbasis Masjid, Rabu (8/7/2020).
Baca juga: Masjid Istiqlal Dibuka Lagi, Menag: Akan Dilaksanakan Shalat Idul Adha
Menurut Ma'ruf penyebab potensi tersebut belum termanfaatkan karena adanya pemahaman kurang tepat.
Pemahaman yang dimaksud adalah pandangan bahwa masjid harus dijauhkan dari aktivitas ekonomi.
"Masih kuat pemahaman di tengah masyarakat bahwa aktivitas ekonomi yang dilakukan di masjid menjadi tidak berkah," kata dia.
Akibatnya, banyak potensi masjid yang malah belum bisa dioptimalkan. Terutama dalam pemberdayaan ekonomi.
Hal itu pula, kata dia, yang membuat masjid tersebut tidak bisa dikelola secara mandiri secara finansial.
"Oleh karena itu, penting sekali untuk mengembalikan salah satu fungsi masjid sebagai media pemberdayaan ekonomi umat," ujar Ma'ruf.
Salah satu caranya adalah dengan menjadikan para jemaah masjid sebagai mata rantai ekonomi sekaligus konsumen, produsen dan pemilik dalam kegiatan ekonomi di masjid.
Utamanya dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Baca juga: Wapres Sebut Masjid Harus Jangkau Kawasan Sekitar dan Kebutuhan Jemaah
Model bisnis yang dikembangkan pun dapat menggunakan model berjemaah atau sharing ekonomi maupun model koperasi.
"Model ini mendorong jemaah agar menanamkan saham sekaligus menjadi marketnya, sehingga keuntungan kembali kepada jamaah masjid itu sendiri," ujar dia.
Adapun dalam seminar nasional itu, hadir pula Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla, Imam Besar Masjid Istiqlal K.H. Nasaruddin Umar, serta Cendekiawan Muslim Azyumardi Azra.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.