JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengingatkan calon perwira remaja (Capaja) akademi TNI dan Polri 2020 untuk bekerja dengan cara luar biasa dalam menghadapi perubahan zaman.
Hal itu disampaikan Jokowi saat memberi pembekalan secara virtual kepada para Capaja TNI-Polri dari Istana Bogor, Rabu (8/7/2020).
"Para perwira TNI dan Polri masa depan harus memiliki sikap mental dan cara kerja yang tidak biasa-biasa saja, harus semakin cerdas dan lincah dalam menghadapi perubahan," kata Jokowi.
Baca juga: Ini Penampakan Sapi Kurban 940 Kg yang Dibeli Jokowi Seharga Rp 87 Juta dari Bantul
"Kita tidak bisa lagi berpikir dengan cara biasa-biasa saja, tidak bisa lagi menggunakan cara bekerja yang monoton, tidak bisa lagi dengan kemampuan yang standar-standar saja," sambungnya.
Jokowi mengatakan, para Capaja TNI-Polri sudah ditempa selama empat tahun dengan kedisiplinan tinggi serta keahlian dan keterampilan yang mumpuni.
Kepala Negara menyadari untuk bisa lulus dari tempaan itu tidak lah mudah.
Namun Presiden juga mengingatkan bahwa tantangan ke depan akan jauh lebih dinamis, jauh lebih berat, dan jauh lebih kompleks dari sebelumnya.
Sebab, dunia berubah dengan cepat. Disrupsi teknologi telah berdampak pada semua sketor kehidupan.
Penerapan otomatisasi, artificial inteligence dan big data mengalami percepatan dan semakin dipercepat oleh terjadinya pandemi covid-19 saat ini. Hal tersebut berlaku juga di dunia milter.
"Teknologi militer juga berkembang dengan cepat. Teknologi militer terkini menggabungkan instrumen persenjataan dengan menggunakan kecerdasan buatan, teknologi otomatisasi dan teknologi sensor yang mengarah pada penginderaan jarak jauh semakin canggih, komputasi kuantum juga telah mengarahkan pada sistem senjata yang otonom serta pertahanan siber," kata Jokowi.
Baca juga: Jokowi Ingatkan Capaja TNI-Polri Konsisten Berpegang pada Ideologi Negara
Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi, maka tantangan kejahatan yang dihadapi juga sangat berat.
Kejahatan menggunakan teknologi canggih dan kejahatan siber lintas negara memerlukan kemampuan antisipasi dan mitigasi lebih baik.
"Oleh karena itu, saudara-saudara wajib untuk terus belajar, belajar sendiri maupun belajar melalui institusi," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.