KOMPAS.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berharap penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang membaik seiring dimulainya aktivitas ekonomi saat new normal terus berlanjut.
KUR yang dimaksud adalah penyaluran bantuan dari pemerintah untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
“Diharapkan kondisi tersebut akan terus berlanjut, sehingga ekspansi kredit nasional dapat meningkat dan pemulihan ekonomi nasional dapat lebih cepat,” kata Airlangga dalam keterangan tertulis, Rabu (1/7/2020).
Hal ini sehubungan dengan informasi terakhir dari penyalur terbesar KUR, yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan pangsa 64 persen yang menyebut penyaluran KUR membaik sejak minggu kedua Juni 2020.
Direktur BRI Sunarso mengungkapkan, banknya lebih fokus melakukan restrukturisasi kredit pada April (79,4 persen) dan Mei 2020 (82,7 persen).
Baca juga: Ketum Golkar Apresiasi Dukungan Demokrat terkait Kebijakan Pemerintah Tangani Covid-19
Namun sejak minggu ketiga, ekspansi kredit mikro porsinya telah mencapai 78,2 persen dan restrukturisasi tinggal 21,8 persen.
“Kemudahan persyaratan pengajuan KUR pada masa Covid-19 dan dimulainya aktivitas ekonomi pada era new normal menyebabkan penyaluran KUR mulai meningkat signifikan pada minggu kedua Juni 2020,” ujar dia.
Adapun, sebelumnya penyaluran KUR selama Januari 2020 sampai dengan 31 Mei 2020 mengalami sedikit perlambatan dengan penyaluran sebesar Rp 65,86 triliun kepada 1,9 juta debitur.
Penyaluran tersebut sebesar 34,66 persen dari target tahun 2020 sebesar Rp 190 triliun.
Perlambatan KUR itu dapat dimaklumi, mengingat pemerintah menerapkan kebijakan physical distancing, social distancing, dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa provinsi.
Baca juga: Penyaluran KUR BRI Capai Rp 47,9 Triliun hingga Mei 2020
Kondisi seperti itu mengakibatkan menurunnya aktivitas ekonomi, sehingga berpengaruh terhadap bisnis UMKM dan pada lanjutannya menurunkan permintaan KUR baru.
Lebih lanjut, dukungan kepada UMKM juga diatur lewat Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Permenko) dalam bentuk subsidi bunga, insentif pajak, dan penjaminan untuk kredit modal kerja baru UMKM.
Total subsidi bunga yang dianggarkan pun mencapai Rp 35,28 triliun dengan target penerima sebanyak 60,66 juta rekening.
Airlangga kembali menjelaskan, penundaan dan subsidi bunga untuk UMKM sebesar 6 persen selama 3 bulan pertama dan 3 persen selama 3 bulan berikutnya.
Baca juga: Airlangga Harap Golkar Paling Siap Hadapi Pilkada di Era Pandemi
“Serta usaha menengah sebesar 3 persen selama 3 bulan pertama dan 2 persen selama 3 bulan berikutnya,” imbuh dia.