JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko mengatakan, kinerja para menteri telah meningkat signifikan setelah diancam reshuffle oleh Presiden Joko Widodo.
Menurut Moeldoko, kerja para menteri semakin cepat untuk memenuhi target yang telah ditentukan oleh Presiden.
"Alhamdulillah sudah ada perkembangan cukup signifikan setelah dicambuk kemarin. Pasti semangat. Yang tadinya kecepatan 10 mungkin sekarang sudah 100," kata Moeldoko dalam sebuah diskusi virtual, Kamis (2/7/2020).
Baca juga: Soal Ancaman Reshuffle, Moeldoko: Jangan Sampai Itu Digunakan
Moeldoko menuturkan, para menteri langsung mengintrospeksi kinerja masing-masing, begitu ditegur Presiden saat sidang kabinet paripurna di Istana Negara, pada Kamis (18/6/2020).
Para menteri pun tak sibuk mencari alasan dan pembelaan, sehingga fokus memperbaiki kinerja masing-masing.
"Lebih pada masing-masing menteri introspeksi diri. Semuanya melakukan introspeksi atas kinerja masing-masing. Itu yang lebih diutamakan. Bukan membela diri, bukan mencari excuse," ujar Moeldoko.
"Sebenarnya yang dilakukan para menteri ialah bagaimana melakukan koreksi ke dalam. Perbaikan sistem dan metode. Bagaimana mencari terobosan-terobosan baru sehingga semuanya berjalan dengan efektif dan efisien. Itu yang benar-benar diinginkan Presiden," lanjut mantan Panglima TNI itu.
Baca juga: Tanggapi Isu Reshuffle, Moeldoko: Sekarang Banyak Peramal
Presiden Joko Widodo sebelumnya menyampaikan ancaman reshuffle kabinet di hadapan para menterinya, saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta pada 18 Juni 2020 silam.
Informasi ini baru terungkap dalam video yang ditayangkan akun YouTube Sekretariat Presiden pada Minggu (28/6/2020).
Mulanya saat membuka rapat, Jokowi menyampaikan kejengkelannya kepada para menteri lantaran masih bekerja secara biasa saja di masa krisis seperti ini.
Padahal, Presiden Jokowi meminta ada kebijakan luar biasa untuk menangani krisis, baik itu pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap perokonomian.
"Langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan. Dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah pemerintahan," kata Jokowi.
"Akan saya buka. Langkah apa pun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara," ucap Presiden.
Baca juga: Jengkelnya Jokowi dan Ancaman Reshuffle Kabinet di Tengah Pandemi
Lantas, langkah luar biasa apa yang bisa dilakukan Jokowi?
Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta ini, langkah extraordinary itu bisa dalam bentuk mengeluarkan aturan tertentu, bahkan pembubaran lembaga dan perombakan kabinet atau reshuffle.
Ia menyampaikan ancaman reshuffle bagi menterinya yang masih bekerja biasa-biasa saja.
"Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya," ucap Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.