Grace mengatakan, seluruh upaya intervensi pembukaan kembali aktivitas sekolah ini harus dipantau dan dievaluasi secara ketat dengan kolaborasi antara sekolah, Dinas Pendidikan, Puskesmas, dan Dinas Kesehatan kota/kabupaten.
Sementara itu, Ahmad Fuady mengatakan, imbas dari penutupan sekolah menyebabkan pelandaian kurva pembelajaran siswa.
"Pembelajaran jarak jauh berpotensi melebarkan kesenjangan pencapaian antar status sosial dan meningkatkan potensi anak putus sekolah," kata dia.
Baca juga: Keluh Kesah Pedagang Alat Sekolah Jelang Tahun Ajaran Baru di Masa Pandemi
Apalagi menurut riset, kata dia, efek menutup sekolah menekan 2 persen hingga 4 persen sebaran infeksi. Termasuk, adanya data yang menunjukkan rata-rata kasus anak berkisar 1 persen hingga 5 persen dari total kasus Covid-19.
Ia mengatakan, di Indonesia kasus Covid-19 pada anak berada di rate 6 persen dari total kasus dengan mayoritas anak terinfeksi gejala ringan.
"Mari bersama-sama memitigasi risiko ketika membuka kembali aktivitas belajar mengajar di sekolah, agar capaian belajar dapat tetap terpenuhi dan anak-anak dapat tetap sehat," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.