Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Epidemiologi: Butuh Usaha Besar demi Capai 'Positivity Rate' Standar WHO

Kompas.com - 01/07/2020, 13:09 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Epidemiologi Dewi Nur Aisyah mengatakan, dibutuhkan usaha yang besar untuk mendorong agar positivity rate (kasus positif Covid-19) di Indonesia berada di bawah lima persen.

Positivity rate sebesar lima persen itu merupakan standar yang ditetapkan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO).

"Standar WHO, (positivity rate) itu lima persen dan untuk mencapai itu tentu butuh usaha besar," ujar Dewi dalam siaran pers di BNPB, Rabu (1/7/2020).

Saat ini, positivity rate Covid-19 di Indonesia mencapai 12 persen.

Baca juga: WHO Kirim Tim Kedua ke China untuk Penyelidikan Asal Virus Corona

Angka itu didapat berdasarkan penghitungan kasus positif Covid-19 di dalam sepekan, yakni dengan membagi jumlah kasus positif yang ditemukan dengan jumlah orang yang diperiksa.

Hingga 28 Juni 2020, terdapat 8.277 kasus positif Covid-19 dalam satu pekan.

Dari jumlah tersebut, per hari kasus yang terkonfirmasi positif adalah lebih dari 1.000.

"Tapi orang yang diperiksa mencapai 55.000, kalau 8.000 dibagi 55.000, positivity rate- nya ternyata 12 persen," kata dia.

Baca juga: WHO soal Pandemi Virus Corona: Situasi Buruk Ini Belum Akan Berakhir

Angka 12 persen itu menurun dari sebelumnya 13 persen pada pertengahan Mei 2020.

Saat itu, terdapat 3.448 orang positif Covid-19 dalam waktu satu pekan atau kurang lebih dalam satu hari ada 400 hingga 500 yang terkonfirmasi positif.

Sementara, orang yang diperiksa ada sekitar 26.000 sehingga apabila 3.000 orang positif dibagi jumlah tersebut, maka ditemukan angka positif 13 persen.

Namun, kata Dewi, angka positivity rate secara nasional itu akan berbeda apabila lebih dirinci lagi per wilayah kabupaten/kota.

Baca juga: Kadinkes Klaim Positivity Rate di Jakarta 4,99 Persen dalam Sepekan Terakhir, Begini Faktanya

"Di Indonesia, angka nasional 12 persen, tapi kabupaten/kotanya berbeda-beda," kata dia.

Ia menjelaskan, semakin besar jumlah tes yang dilakukan, maka angka positivity rate-nya akan semakin rendah.

Hal tersebut akan berbeda apabila yang diperiksa hanya orang-orang sakit saja, maka angka positifnya pasti akan lebih tinggi.

"Kalau positifnya turun, artinya kami mulai periksa orang-orang yang tidak punya gejala, orang-orang yang mungkin risikonya lebih kecil, maka angka positifnya aka lebih rendah," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com