Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mempertanyakan Dexamethasone dan Hydroxychloroquine sebagai Obat Pasien Covid-19

Kompas.com - 30/06/2020, 08:15 WIB
Sania Mashabi,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dunia untuk sementara ini, menggunakan beberapa jenis obat untuk mengobati pasien Covid-19.

Beberapa obat untuk mengobati Covid-19 di antaranya hydroxychloroquine, chloroquine dan dexamethasone.

Indonesia termasuk negara yang menggunakan ketiga jenis obat tersebut untuk menyembuhkan pasien Covid-19.

Meskipun ada sejumlah klaim berhasil mengobati Covid-19 namun, tiga obat ini bukanlah obat utama pengobatan infeksi virus corona.

Penelitian terkait obat utama untuk mengobati infeksi virus corona masih terus dilakukan oleh ilmuan di dunia.

Di Indonesia

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto mengatakan, dexamethasone sudah dipakai dalam pengobatan pasien Covid-19.

Namun, kata dia, obat itu baru diresepkan oleh sejumlah dokter di beberapa negara.

"Sejak keluar recovery trail yang dari Eropa tersebut, berapa sejawat itu sudah menggunakannya. Dalam praktik ya, pada pasien-pasien berat dan pasien-pasien yang membutuhkan oksigen," kata Agus dalam konferensi persnya di Graha BNPB, Jakarta, Senin (29/6/2020).

Agus mengaku tidak bisa memberi tahu secara rinci hasil penggunaan dexamethasone pada pasien Covid-19.

Namun, dia mengatakan bahwa penggunaan obat tersebut bisa bekerja dengan baik jika diberikan secara cepat pada pasien Covid-19 dengan gejala yang berat.

"Tapi kalau sudah late, sudah terlambat (penggunaan dexamethasone pada pasien Covid-19 dengan gejala berat) terlihat tidak begitu bagus," ujarnya.

"Tapi ini kan kesimpulan satu-dua ya orang yang perlu kita lihat nanti bagaimana penggunaannya pada pasien-pasien (lain)," kata Agus.

Agus yang juga anggota tim pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menegaskan, penggunaan dexamethasone hanya untuk pasien Covid-19 dengan gejala yang berat hingga menggunakan alat bantu napas atau ventilator.

Baca juga: Dexamethasone dan Chloroquine Tak Bisa Digunakan Tanpa Pengawasan Dokter

Ia pun tidak menyarankan obat tersebut dikonsumsi oleh pasien Covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang.

"Untuk pasien yang positif kemudian ada keluhan tetapi ringan atau sedang, tanpa pemberian oksigen ternyata tidak memberikan dampak yang baik," ucap Agus.

Sedangkan penggunaan obat hydroxychloroquine, lanjut Agus, juga masih aman digunakan pada pasien Covid-19 di Indonesia.

"Profesi sudah melakukan kajian awal pada awal bulan Juni yang lalu dan kami juga sudah mengeluarkan surat resmi kepada Kementerian Kesehatan, kepada gugus tugas," kata dia.

Baca juga: Perhimpunan Dokter Paru: Dexamethasone Tak Bermanfaat bagi Pasien Covid-19 Bergejala Ringan dan Sedang

"Hasil evaluasi awal menunjukkan bahwa hydroxychloroquine maupun chloroquine masih cukup aman digunakan pada populasi di Indonesia," lanjut Agus.

Menurut Agus, penggunaan hydroxychloroquine tidak meningkatkan risiko kematian pada pasien Covid-19.

Berdasarkan penelitian, kata Agus, risiko meninggal dunia pasien Covid-19 tanpa diberi hydroxychloroquine lebih tinggi dibanding pasien yang diberikan hydroxychloroquine.

"Artinya dia tidak meningkatkan risiko kematian. Yang kedua adalah lama rawat terlihat lebih sedikit (ketika pakai hydroxychloroquine). Ini baru hasil data awal," ujarnya.

Agus juga mengatakan, hydroxychloroquine digunakan dengan dosis tertentu sesuai berat badan pasien. Serta tidak digunakan pasien dengan gangguan jantung.

Penggunaan obat ini hanya untuk pasien Covid-19 berumur di bawah 50 tahun dan menjalani rawat inap.

Ia pun tidak menyarankan obat hydroxychloroquine digunakan oleh pasien Covid-19 rawat jalan ataupun isolasi mandiri.

Baca juga: Dexamethasone Disebut Sudah Dipakai dalam Pengobatan Covid-19 di Indonesia

Sebab, kata Agus, ada efek samping dari obat yang harus dipantau di rumah sakit oleh tenaga medis.

"Kemudian tidak disarankan pada pasien pasien dengan masalah jantung, karena kita tahu batasan dari chloroquine adalah ada efek samping pada jantung," ucap dia.

Kendati demikian, Agus menegaskan penggunaan obat ini masih terus diteliti manfaatnya bagi penderita Covid-19.

Apabila saat hasil penelitian di menujukan hydroxychloroquine tidak efektif untuk pasien Covid-19, maka penggunaan obat tersebut akan dihentikan.

Sementara itu, Koordinator Bidang Medik Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Akmal Taher mengatakan, penggunaan Dexamethasone dan Hydroxychloroquine untuk pencegahan Covid-19 tidak terbukti secara klinis.

Menurut dia, belum ada penelitian yang membuktikan efektivitas kedua obat itu untuk pencegahan Covid-19.

Baca juga: Peringatan Ahli soal Dexamethasone: Hanya untuk Pasien Covid-19 Parah

"Saya kira untuk pencegahan, membeli dua obat itu sudah (langkah) terlalu jauh. Sebab tidak ada penelitian yang memceritakan tentang itu (khasiat pencegahan)," ujar Akmal dalam talkshow daring bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Senin (29/6/2020).

"Sehingga jangan sampai masyarakat melakukan tindakan yang sebenarnya bukan cuma tidak berkhasiat, tetapi bahayanya adalah efek sampingnya itu yang sangat kita khawatirkan," kata Akmal.

Tak boleh dibeli tanpa resep dokter

Direktur Registrasi Obat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Rizka Andalucia mengatakan pihaknya memang memberikan izin untuk penggunaan hydroxychloroquine, chloroquine dan dexamethasone pada pasien Covid-19.

Namun dia mengingatkan masyarakat untuk tidak membeli obat hydroxychloroquine, chloroquine dan dexamethasone tanpa resep dokter.

Sebab, ketiga obat tersebut tergolong obat keras sehingga memerlukan pengawasan dokter dalam proses konsumsinya.

Baca juga: Gugus Tugas: Dexamethasone dan Hydroxycloroquine Tak Terbukti Klinis Cegah Covid-19

"Kami mengimbau pada masyarakat untuk tidak menggunakan atau mendapatkan baik hydroxychloroquine, chloroquine maupun dexamethasone secara bebas," kata Rizka dalam konferensi persnya di Graha BNPB, Jakarta, Senin (29/6/2020).

"Harus dengan resep dokter dan dibawah pengawasan dokter," lanjut dia.

Selain itu, Rizka juga mengimbau masyarakat untuk membeli tiga obat tersebut di toko distribusi farmasi yang legal.

Masyarakat juga diimbau tidak membeli obat melalui toko online yang tidak terpercaya demi terjaminnya keamanan pribadi.

"Sehingga janganlah membeli obat sesuai dengan keinginan sendiri," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com