JAKARTA, KOMPAS.com - Dunia untuk sementara ini, menggunakan beberapa jenis obat untuk mengobati pasien Covid-19.
Beberapa obat untuk mengobati Covid-19 di antaranya hydroxychloroquine, chloroquine dan dexamethasone.
Indonesia termasuk negara yang menggunakan ketiga jenis obat tersebut untuk menyembuhkan pasien Covid-19.
Meskipun ada sejumlah klaim berhasil mengobati Covid-19 namun, tiga obat ini bukanlah obat utama pengobatan infeksi virus corona.
Penelitian terkait obat utama untuk mengobati infeksi virus corona masih terus dilakukan oleh ilmuan di dunia.
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto mengatakan, dexamethasone sudah dipakai dalam pengobatan pasien Covid-19.
Namun, kata dia, obat itu baru diresepkan oleh sejumlah dokter di beberapa negara.
"Sejak keluar recovery trail yang dari Eropa tersebut, berapa sejawat itu sudah menggunakannya. Dalam praktik ya, pada pasien-pasien berat dan pasien-pasien yang membutuhkan oksigen," kata Agus dalam konferensi persnya di Graha BNPB, Jakarta, Senin (29/6/2020).
Agus mengaku tidak bisa memberi tahu secara rinci hasil penggunaan dexamethasone pada pasien Covid-19.
Namun, dia mengatakan bahwa penggunaan obat tersebut bisa bekerja dengan baik jika diberikan secara cepat pada pasien Covid-19 dengan gejala yang berat.
"Tapi kalau sudah late, sudah terlambat (penggunaan dexamethasone pada pasien Covid-19 dengan gejala berat) terlihat tidak begitu bagus," ujarnya.
"Tapi ini kan kesimpulan satu-dua ya orang yang perlu kita lihat nanti bagaimana penggunaannya pada pasien-pasien (lain)," kata Agus.
Agus yang juga anggota tim pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menegaskan, penggunaan dexamethasone hanya untuk pasien Covid-19 dengan gejala yang berat hingga menggunakan alat bantu napas atau ventilator.
Baca juga: Dexamethasone dan Chloroquine Tak Bisa Digunakan Tanpa Pengawasan Dokter
Ia pun tidak menyarankan obat tersebut dikonsumsi oleh pasien Covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang.
"Untuk pasien yang positif kemudian ada keluhan tetapi ringan atau sedang, tanpa pemberian oksigen ternyata tidak memberikan dampak yang baik," ucap Agus.