JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah kembali memperbarui data dan informasi terkait Covid-19 pada Jumat (26/6/2020).
Penularan virus corona masih terjadi hingga saat ini. Angka kasus Covid-19 di Indonesia pun bertambah hingga Jumat.
Berdasarkan data pemerintah yang masuk hingga pukul 12.00 WIB, Jumat, ada 1.240 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Baca juga: [POPULER TREN] Video Ternak Lele di Kolam Renang | Indonesia Jadi Episentrum Covid-1
Penambahan itu menyebabkan total ada 51.427 kasus Covid-19 di Tanah Air yang terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.
Data dan informasi ini disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto dalam konferensi pers dari Graha BNPB pada Jumat sore.
"Didapatkan hasil konfirmasi positif sebanyak 1.240, sehingga totalnya menjadi 51.427 orang," ujar Yurianto.
Jumlah 1.240 kasus baru itu didapatkan setelah pemerintah melakukan pemeriksaan 22.819 spesimen dalam 24 jam terakhir.
Adapun total spesimen yang telah diperiksa hingga saat ini ada 731.781 spesimen dari 439.907 orang.
Artinya, satu orang bisa diambil sampel spesimennya lebih dari satu kali.
Kemudian, berdasarkan sebaran kasus baru, ada ada lima provinsi dengan penambahan tertinggi.
Jawa Timur kembali mencatat jumlah penambahan kasus tertinggi dengan 356 kasus baru. Berikutnya, ada DKI Jakarta dengan 205 kasus baru.
Provinsi berikutnya yang mencatat penambahan tertinggi adalah Jawa Tengah dengan 177 kasus baru, Sulawesi Selatan dengan 172 kasus baru, dan Bali dengan 49 kasus baru.
Penambahan pasien sembuh tertinggi
Data dalam periode yang sama juga memperlihatkan bahwa ada penambahan 884 pasien Covid-19 yang sembuh.
Baca juga: Mendagri Optimistis Jawa Timur Siap Gelar Pilkada meski Ada Pandemi Covid-19
Mereka dinyatakan sembuh setelah pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR) memperlihatkan hasil negatif virus corona.
Dengan demikian, total pasien sembuh setelah terinfeksi virus corona ada 21.333 orang.
Penambahan jumlah pasien sembuh pada Jumat merupakan yang tertinggi sejak kasus Covid-19 pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.
Adapun penambahan jumlah pasien sembuh tertinggi sebelumnya tercatat pada Kamis (26/6/2020).
Saat itu, ada 791 orang yang dinyatakan sembuh dengan jumlah pasien baru yang dinyatakan positif Covid-19 tercatat sebanyak 1.178 orang.
Akan tetapi, Yurianto juga menyampaikan kabar duka dengan masih adanya pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
Ada 63 pasien Covid-19 yang tutup usia dalam periode 25 - 26 Juni 2020.
"Sehingga totalnya menjadi 2.683," ujar Achmad Yurianto.
Data ODP dan PDP
Hingga saat ini, kasus Covid-19 sudah tercatat di semua provinsi atau 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Baca juga: Hingga 26 Juni Ada 38.381 ODP dan 13.506 PDP Covid-19 di Indonesia
Secara khusus, sudah ada 448 kabupaten/kota yang terdampak virus corona dari 34 provinsi.
Jumlah ini bertambah dua daerah jika dibandingkan data kemarin.
Pemerintah juga mengungkap jumlah orang yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).
Saat ini, ada 38.381 orang yang berstatus ODP dan 13.506 orang berstatus PDP.
3 titik penularan baru
Pada kesempatan yang sama, Yurianto juga mengatakan ada tiga lokasi yang rawan menjadi titik-titik baru penularan Covid-19 berdasarkan kajian dari para ahli.
"Di era adaptasi kebiasaan baru (new normal) maka ada beberapa titik yang berpotensi untuk bisa menjadi tempat sebaran baru (penularan) Covid-19," ujar Yuri.
Pertama, kata dia, adalah ruang kantor. Untuk menghindari penularan Covid-19 di kantor, pemilik perusahaan atau pengelola disarankan mencermati tiga hal.
"Satu, perhatikan pengisian ruang dengan jumlah orang. Untuk memastikan setiap pekerja di kantor bisa menjaga jarak setidaknya 1,5 meter, antara satu dengan yang lain," ucap Yuri.
Baca juga: Antisipasi Penularan Covid-19, Apartemen di Jakarta Bentuk Tim Pengawas Protokol Kesehatan
Lalu, yang harus dicermati bahwa adanya kontak yang lama antara sesama karyawan akan berpeluang untuk terjadi penularan.
Oleh karena itu, para karyawan diharuskan menjaga jarak dan tetap memakai masker saat berada di ruang kerja.
Kemudian, harus mengatur ventilasi dan sirkulasi udara di kantor.
"Diupayakan penggunaan pendingin ruangan tidak sepanjang waktu. Mungkin dimulai pada jam tertentu dan diupayakan juga setiap hari udara di dalam kantor berganti udara segar dari luar," kata dia.
Lokasi kedua yakni rumah makan, restoran, warung atau kantin.
Mayoritas individu akan sering berada di lokasi tersebut di jam tertentu, misalnya saat makan siang.
Oleh karenanya, pemilik tempat makan dan masyarakat harus disiplin menjaga jarak, mengindari kerumunan dan memakai masker saat berada di tempat makan.
Lokasi ketiga adalah sarana transportasi massal. Yuri mengungkapkan bahwa pemerintah sudah menempuh sejumlah kebijakan untuk mengurai kepadatan di transportasi umum.
Merujuk kepada tiga hal di atas, Yuri mengimbau masyarakat agar selalu disiplin menjalankan protokol kesehatan di masa new normal.
Lebih lanjut Yuri mengingatkan, aktivitas luar rumah yang sudah boleh dilakukan masyarakat hanyalah yang sifatnya produktif.
Baca juga: Jawa Tengah Kebut Tes Massal, Kasus Positif Covid-19 Capai 3000 Orang
Jika aktivitas tersebut masih bisa ditunda atau tidak diperlukan, masyarakat tetap diminta tinggal di rumah.
Hal ini demi mencegah rantai penularan Covid-19.
"Aktivitas di luar rumah semata-mata hanya untuk kepentingan produktivitas kita. Bukan berarti kepentingan-kepentingan yang bisa ditunda, yang tidak perlu dilakukan, masih kita paksakan untuk kita lakukan," kata dia.
Yuri mengatakan, seandainya pun ingin kembali produktif di luar rumah, masyarakat wajib mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.