Ketika responden ditanyakan apakah kebiasaan tersebut akan tetap dilanjutkan setelah pandemi berakhir, jawabannya beragam. Bisa lanjut atau kembali ke kebiasaan lama.
Jika dirangkum kebiasaan yang akan dilanjutkan berdasarkan pengakuan mereka adalah: menggunakan masker, menghindari kerumunan, selalu menjaga kebersihan dengan intens mencuci tangan, mengikuti webinar, dan konsultasi kesehatan daring sebelum pergi ke dokter.
Bagaimana dengan kebiasaan yang lain? Ternyata lebih dari separuh responden berkecenderungan untuk kembali melakukan kebiasaan lama, sebagaimana dilakukan sebelum pandemi terjadi.
Mereka tetap ingin menikmati makan di restoran, belanja di toko, belajar di sekolah, bekerja di kantor dan menikmati layanan jasa secara langsung.
Hasil survei ini walaupun masih terbatas ruang lingkupnya tetapi telah memberikan gambaran umum tentang apakah berbagai prediksi new normal setelah pandemi akan menjadi kenyataan.
Sementara setelah PSBB di berbagai kota dilonggarkan, kita bisa melihat betapa masyarakat telah menjalankan berbagai aktivitas sebagaimana biasa, namun tetap berupaya menerapkan "protokol kesehatan" sebagai sebuah norma baru.
Pasar tradisional ramai, angkutan umum padat, jalan mulai macet, kerumunan orang di berbagai pusat kota dan sebagainya.
Ketika keramaian telah terjadi di mana-mana, kita juga bisa melihat bagaimana dengan "nasib" penerapan protokol kesehatan.
Tiga kebiasaan yang mesti dijalankan selama new normal, yaitu menggunakan masker, selalu cuci tangan, dan jaga jarak sembari hindari kerumunan, bisa jadi "terlupakan".
Banyak pihak mengemukakan satu-satunya cara untuk memutus rantai penularan virus Covid-19 adalah dengan penemuan obat dan vaksin.
Harian Kompas edisi 10 Juni 2020 telah mewartakan kabar gembira berdasarkan keterangan dari Wakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan anggota peneliti vaksin Covid-19 di lembaga tersebut, Herawati Supolo Sudoyo, bahwa vaksin buatan Indonesia diperkirakan dapat diproduksi pada Februari 2021.
Pada Oktober 2020 vaksin tersebut baru akan menjalani uji klinis. Selanjutnya jika berjalan lancar, akan diproduksi secara massal oleh Biofarma dan dipasarkan dengan harga terjangkau pada Februari 2021.
Berarti masih sekitar tujuh bulan lagi masyarakat kita harus tetap menjalankan protokuler kesehatan dengan disiplin dan berharap bahwa vaksin tersebut benar-benar efektif memutus rantai penularan.
Bagaimana kebiasaan masyarakat setelah penemuan vaksin tentu akan menjadi menarik lagi karena akan menjawab sekian banyak prediksi.
Bagi pebisnis, sepertinya harus berhati-hati menyikapi situasi yang terjadi sekarang. Paling tidak sampai dengan akhir tahun 2020 protokol kesehatan harus tetap dijalankan dan mengadaptasi bisnis dengan kebiasaan konsumen saat ini.
Kebiasaan konsumen yang terjadi masa ini, belum tentu akan berlanjut jika pandemi telah terkendali dan berakhir.
Kebiasaan yang berlanjut setelah pandemi ini berakhir, itulah hakikat "kenormalan baru" yang sesungguhnya.
Bukan sesaat ketika masa pandemi berlangsung, setelah itu seolah lupa dan kembali ke kebiasaan lama.
Franky Selamat
Dosen Tetap Program Studi Sarjana Manajemen Bisnis FEB UNTAR