Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Menembus 50.000, Masih Banyak yang Bandel Tak Pakai Masker...

Kompas.com - 26/06/2020, 06:33 WIB
Sania Mashabi,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasien positif virus corona (Covid-19) di Indonesia kian bertambah.

Berdasarkan data pemerintah yang masuk hingga Kamis (25/6/2020) pukul 12.00 WIB, tercatat ada penambahan kasus pasien positif Covid-19 sebanyak 1.178 kasus selama 24 jam terakhir.

Sehingga jumlah kasus pasien positif Covid-19 di Indonesia kini berjumlah 50.187 kasus terhitung sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.

Sebanyak 1.178 kasus baru pasien positif Covid-19 ini tersebar di 29 provinsi.

Baca juga: Kasus Covid-19 Tersebar di 29 Provinsi, Jatim Catat Kasus Baru Tertinggi

Tercatat, lima provinsi dengan penambahan kasus baru tertinggi, yakni Jawa Timur (247 kasus baru), DKI Jakarta (196 kasus baru), Sulawesi Selatan (103 kasus baru), Maluku Utara (80 kasus baru), dan Jawa Tengah (78 kasus baru).

Achmad Yurianto mengatakan, tidak menjaga jarak dan tidak memakai masker menyebabkan tingginya jumlah kasus baru Covid-19 di lima daerah itu.

"Dari penyelidikan epidemiologi yang dilakukan terhadap beberapa provinsi itu. sebagian besar kontak erat masih dijalankan," kata dia.

Yuri pun menyebut, kebiasaan masyarakat yang masih enggan memakai masker dan tidak disiplin menjaga jarak menjadi faktor utama masih adanya penularan Covid-19 di tengah masyarakat.

Baca juga: Kasus Baru Covid-19 di 5 Provinsi Tinggi, Yurianto: Karena Tanpa Masker dan Tak Jaga Jarak

Oleh karena itu, Yuri mengingatkan masyarakat untuk memakai masker dan menjaga jarak aman saat berada di luar rumah.

"Merujuk perkembangan data yang ada, kedua hal ini sangat penting kita lakukan secara disiplin bersama-sama," ujar dia.

Selain itu, Yuri menyampaikan, ada lima provinsi yang tidak terdapat kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Kelima provinsi itu yakni Bangka Belitung, Jambi, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, dan NTT.

Baca juga: Berikut 10 Provinsi dengan Nol Kasus Baru Covid-19

Penularan Covid-19 secara keseluruhan hingga saat ini terjadi di 446 kabupaten/kota yang berada di 34 provinsi.

Ia mengatakan, sejak Rabu (24/6/2020) hingga Kamis (25/6/2050) pemerintah telah memeriksa 19.510 spesimen dari 13.239 orang terkait Covid-19.

Dengan demikian total yang diperiksa kini berjumlah 708.962 spesimen dari 427.158 orang. Adapun satu orang bisa diperiksa spesimennya lebih dari satu kali.

Pemerintah juga mencatat jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 37.294 orang hingga Kamis (25/6/2020).

Baca juga: 3 Karyawan Mitra 10 Bogor Positif Covid-19, Puluhan Orang Jadi ODP hingga Toko Diminta Tutup

"Kami masih melakukan pemantauan di seluruh wilayah di Tanah Air terhadap orang-orang yang perlu kita pantau (ODP) sebanyak 37.294 orang," ujarnya.

Sedangkan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak13.323 orang.

Sembuh dan Meninggal Dunia

Berdasarkan data yang sama, juga diketahui ada penambahan 791 pasien Covid-19 yang sembuh.

"Jumlah kasus sembuh 791 sehingga totalnya adalah 20.449 orang," ungkap Yuri.

Baca juga: [KLARIFIKASI] Informasi yang Sebut PCR Tak Mampu Deteksi Virus Corona

Mereka dinyatakan sembuh setelah pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR) memperlihatkan hasil negatif virus corona.

Jumlah penambahan 791 kasus harian pasien sembuh tersebut adalah yang paling tinggi sejak kasus virus corona di Indonesia diumumkan 2 Maret lalu.

Dari penelurusan Kompas.com, rekor penambahan kasus harian pasien sembuh juga terjadi pada 14 Juni 2020 dengan 755 orang.

Namun, pada 15 Juni penambahan kasus harian pasien sembuh menurun menjadi 592 orang. Kemudian, 16 Juni penambahan kasus harian kembali menurun menjadi 580 orang.

Pada 17 Juni, menurun lagi menjadi 540 orang. Lalu, pada 18 Juni, terjadi kenaikan kasus harian pasien sembuh menjadi 555 orang.

Baca juga: Kalsel Catat Rekor, 82 Pasien Positif Corona Dinyatakan Sembuh dalam Sehari

Selanjutnya, selama 19-22 Juni, jumlah harian pasien sembuh terus merosot hingga angka 331 orang.

Selanjutnya, pada 23 Juni, kasus harian pasien sembuh tercatat sebanyak 506 orang.

Terakhir, pada 24 Juni kasus harian pasien sembuh menurun lagi menjadi 471 orang.

Kendati demikian, masih ada kabar duka yang disampaikan Yuri terkait penambahan pasien Covid-19 yang meninggal dunia.

Dalam periode 24 -25 Juni 2020, diketahui ada 47 pasien Covid-19 yang tutup usia dari seluruh lokasi perawatan di Indonesia.

Baca juga: Banyak Pesepeda Mendadak Meninggal Dunia, Dokter Spesialis: Jangan Digeber!

"Sehingga jumlah totalnya menjadi 2.620," ujar Achmad Yurianto.

Wajib Pakai Masker

Melihat kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia, Achmad Yurianto meminta masyarakat menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 sebagai kebiasaan baru.

Tidak boleh ada lagi yang menjalankan kebiasaan lama dengan tidak memakai masker atau tak menjaga jarak dengan orang lain.

"Terapkan kebiasaan-kebiasaan baru kita. Kita tidak boleh lagi menjalankan kebiasaan lama yang merasa aman dengan tidak menggunakan masker, yang merasa aman dengan tidak menjaga jarak," tutur dia.

Yuri mengatakan, hingga saat ini penularan Covid-19 di Indonesia masih terus terjadi.

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan pemerintah, ditemukan bahwa faktor penyebab menyebarnya virus adalah masyarakat yang tak mematuhi protokol kesehatan. Baik itu tak menjaga jarak atau tak menggunakan masker.

Baca juga: Tak Pakai Masker hingga Naik Helikopter, Firli Diadukan ke Dewas KPK

"Dari kasus positif yang kita rawat, selalu faktor tidak menjaga jarak, faktor tidak menggunakan masker. Ini adalah faktor utama yang menyebabkan penularan," ujar dia.

Yuri menyebut bahwa membiasakan diri menerapkan protokol kesehatan harus dimulai dari keluarga.

Keluargalah yang menjadi kekuatan utama untuk adaptasi kebiasaan baru, yakni kebiasaan menjaga jarak, menggunakan masker, dan kebiasaan mencuci tangan.

"Inilah kebiasaan baru yang harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari kt karena kita yakin apabila ini dilakukan ssecara serempak, secara bersaama-sama, secara terus menerus ini akan menjadi sebuah kekuatan besar untuk mencegah penyebaran Covid-19," ucap Yuri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com