JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro menyebut bahwa Indonesia siap memproduksi 17 juta unit baju hazmat atau alat pelindung diri (APD) setiap bulannya.
Angka itu jauh lebih tinggi dibanding kebutuhan baju hazmat dalam negeri yang hanya mencapai 5 juta unit setiap bulan.
"Para produsen tekstil yang tergabung di asosiasi-asosiasi itu menyanggupi untuk memproduksi sebanyak 17 juta unit hazmat per bulan," kata Reisa di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (24/6/2020).
"Itu artinya jauh di atas kebutuhan APD dalam negeri yang telah dihitung selama tiga bulan terakhir ini mencapai sekitar lima juta unit per bulannya," lanjut dia.
Baca juga: Ungkapan Rindu Keluarga dalam Coretan di Baju Hazmat Tenaga Medis
Reisa mengatakan bahwa baju hazmat produksi Indonesia merupakan hasil karya tim pakar yang beranggotakan 95 ahli senior dan 27 pakar muda dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
Baju hazmat itu pun telah diuji ke Amerika Serikat dan lolos standar internasional World Health Organization (WHO) dengan nomor ISO (international organization for standarization) 16604.
Selain itu, baju hazmat tersebut juga telah diuji ke Hongkong, Singapura, hingga Taiwan, dan sukses mendapat rekomendasi.
Baca juga: 300 Warga Ambil Paksa Jenazah Pasien Covid-19, Lucuti Hazmat Petugas, lalu Disuruh Pulang
Pemerintah mengklaim bahwa baju hazmat produksi Indonesia lebih baik.
"Baju hazmat yang dihasilkan Indonesia ini bahkan dinilai lebih baik dan lebih hemat biaya," ujar Reisa.
Atas pencapaian ini, menurut Reisa, Indonesia patut berbangga.
"Sebagai bentuk penghormatan terhadap APD karya anak negeri ini produk tersebut pun diberi nama INA United atau Indonesia bersatu," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.