JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah menargetkan produksi alat tes cepat (rapid test) hingga 2 juta unit. Hal ini disampaikan Bambang, dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (24/6/2020).
"Kami sedang memproduksi (alat) rapid test dengan target sampai 2 juta unit, sekarang sudah 100 ribu unit dan sudah mulai dipakai," kata Bambang.
Baca juga: Menristek Sebut Pandemi Covid-19 Akan Ciptakan Less Contact Society
Bambang mengatakan, tujuan memproduksi lebih banyak alat rapid test ini untuk mengurangi impor.
"Ini untuk membantu Gugus Tugas melakukan rapid test di Indonesia dan mengurangi kebutuhan impor akan rapid test," ujarnya.
Bambang mengatakan, selain rapid test, pemerintah juga mengembangkan produksi perlengkapan tes polymerase chain reaction (PCR) agar pemeriksaan Covid-19 bisa dilakukan secara masif.
Kemudian, Kemenristek juga telah meresmikan Mobile BSL-2 (Bio Safety Level) untuk membantu pemeriksaan Covid-19 di Indonesia.
Baca juga: Menristek Jelaskan Perkembangan Produksi Vaksin Covid-19 di Indonesia
"Dan satu lagi kami resmikan mobile BSL-2 yang bisa membantu kapasitas swab test di Indonesia," pungkasnya.
Secara terpisah, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut pemerintah akan menaikkan produksi perlengkapan tes polymerase chain recation (PCR) dalam negeri.
"Kami akan menaikkan produksi PCR yang sekarang sangat dibutuhkan untuk tes Covid-19," ujar Muhadjir dalam acara Ngobrol Pintar di MUI, Rabu (24/6/2020) malam.
Menurut Muhadjir, saat ini Indonesia masih tergantung dengan impor untuk memenuhi kebutuhan alat tes PCR.
Oleh sebab itu, pemerintah berupaya mendorong produksi alat tes PCR dalam negeri. Muhadjir mengatakan, dalam waktu satu bulan ini pemerintah menargetkan Bio Farma sudah bisa memproduksinya sendiri.
Baca juga: Pemerintah Targetkan Produksi Perlengkapan Tes PCR dalam Satu Bulan
"PCR sekarang sangat dibutuhkan untuk tes Covid-19, sekarang masih tergantung impor kita harapkan dalam waktu satu bulan sudah mengandalkan produksi dalam negeri," kata Muhadjir.
Sebelumnya saat rapat terbatas dengan Presiden pada Senin (22/6/2020), Muhadjir melaporkan terkait produksi alat tes PCR dalam negeri.
Ia menargetkan Bio Farma bisa memproduksi lebih dari 50.000 unit perlengkapan tes PCR. Selain itu Muhadjir telah menetapkan target agar Bio Farma bisa memproduksi 2 juta unit per bulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.