Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Arahan Presiden untuk Antisipasi Karhutla

Kompas.com - 23/06/2020, 16:59 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian besar wilayah di Indonesia akan mengalami musim kemarau pada bulan Agustus mendatang.

Presiden Joko Widodo mengungkapkan hal itu saat memimpin rapat terbatas (ratas) untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (23/6/2020).

Menurut Presiden, antisipasi terhadap karhutla harus dilakukan secara menyeluruh.

"Kita masih memiliki persiapan paling ndak satu bulan untuk mengingatkan ini. Meskipun, seingat saya bulan Januari atau Februari kita sudah membahas sebuah rapat besar di sini," kata Presiden seperti dikutip dari laman Setkab.go.id.

Presiden pun memberikan empat arahan di dalam ratas tersebut. Pertama, Presiden mengingatkan pentingnya manajemen di lapangan yang terkonsolidasi dan terkoordinasi dengan baik.

Baca juga: Menteri LHK: Pencegahan Karhutla Butuh Peran Bersama

Area rawan hotspot, menurut Presiden, harus terus diperbarui dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan pengawasan dengan sistem dashboard.

"Dan saya lihat seperti kemarin di Riau, Polda Riau saya kira sangat bagus memberikan sebuah contoh dan saya sudah melihatnya langsung dashboard itu bisa menggambarkan situasi di lapangan secara rinci dan detail," kata Presiden.

Menurut dia, bila seluruh wilayah yang memiliki kawasan rawan hotspot mengaplikasikan sistem yang serupa, maka akan mempermudah proses pengawasan.

Selain instrumen teknologi, Presiden mengatakan, infrastruktur pengawasan hingga ke tingkat bawah harus berjalan maksimal.

Menurut dia, kepala daerah, pangdam, dan kapolda, serta jajaran di bawahnya harus cepat tanggap bila mendapati adanya informasi mengenai keberadaan hotspot.

"Ini juga gunakan babinsa, babinkamtibmas, kepala desa. Ini gunakan, karena memang api ini kalau masih kecil, kalau bisa kita selesaikan akan lebih efektif, lebih efisien dari pada sudah membesar baru kita pontang-panting," kata dia.

Baca juga: Doni Monardo: Hindari Asap Karhutla agar Selamat dari Bahaya Covid-19

Ketiga, Presiden meminta agar penegakkan hukum berjalan lebih tegas. Sebab, 99 persen kasus kebakaran hutan disebabkan oleh ulah manusia, baik itu disengaja atau karena kelalaian.

"Oleh sebab itu, penegakkan hukum harus tegas dan tanpa kompromi untuk menyelesaikan masalah ini," ujarnya.

Terakhir, Presiden meminta gar penataan ekosistem gambut dilakukan secara konsisten guna mencegah kebakaran di lahan ini.

Menurut dia, berbagai teknologi seperti sekat kanal, embung, sumur bor dan teknologi pembasahan lainnya sudah dilakukan selama ini. Namun, ia mengingatkan, agar penerapannya di lapangan dapat berjalan lebih konssten.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com