Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Capai 45.891 dan Upaya Membuka Sektor Produktif...

Kompas.com - 22/06/2020, 06:38 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengumumkan perkembangan terbaru terkait data jumlah kasus Covid-19 di Indonesia.

Hingga Minggu (21/6/2020) sore, total kasus Covid-19 di Tanah Air mencapai 45.891.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, per Minggu kemarin, tercatat penambahan 862 pasien.

Data penambahan itu tercatat dalam 24 jam terakhir sejak Sabtu (20/6/2020) pukul 12.00 WIB dari pemeriksaan 18.229 spesimen.

Baca juga: UPDATE 21 Juni: Total Kasus Covid-19 di Indonesia Jadi 45.891, Tambah 862

Adapun, total spesimen yang sudah diperiksa sebanyak 639.385.

"Dari pemeriksaan itu, terkonfirmasi 862 kasus baru sehingga total menjadi 45.891 kasus (Covid-19)," ujar Yurianto dalam konferensi pers di Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Minggu sore.

Penambahan terbanyak tercatat di DKI Jakarta sebanyak 142 kasus, lalu Sulawesi Selatan 112 kasus, Jawa Tengah 99 kasus, dan Kalimantan Selatan 94 kasus.

Sementara tercatat sembilan provinsi melaporkan 0 kasus dalam 24 jam terakhir.

Yuri juga mengatakan, dalam periode yang sama terdapat penambahan 521 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh.

Baca juga: Data Sebaran 521 Pasien Sembuh dari Covid-19, 233 di DKI

Penambahan tersebut membuat total pasien Covid-19 sembuh hingga sampai hari ini sebanyak 18.404 orang.

Namun, pemerintah juga menyampaikan kabar duka dengan adanya penambahan 36 pasien yang meninggal dunia setelah mengidap Covid-19.

"Sehingga total menjadi 2.465 kasus meninggal," kata Yurianto.

Sementara itu jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 56.436 dan pasien dalam pengawasan (PDP) 13.225.

Pemetaan Wilayah

Di tengah tingginya kasus Covid-19 tersebut, pemerintah meminta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 tingkat daerah mengkaji secara teliti data di tengah adaptasi menuju kebiasaan baru.

Baca juga: Daerah Diminta Petakan Wilayah yang Bisa Terapkan Adaptasi Kebiasaan Baru

Yuri menjelaskan, kajian tersebut dilakukan untuk memetakan wilayah mana yang memungkinkan dilakukan kegiatan produktif kembali.

"Kepala daerah selaku Gugus Tugas Percepatan Penanganan di daerah melakukan kajian data yang teliti, yang detail, bersama seluruh pakar, ahli dan tokoh-tokoh di wilayahnya masing-masing," ujar Yuri.

Kajian mendalam sangat diperlukan untuk membuka aktivitas masyarakat yang produktif.

"Basisnya adalah data yang diikuti hari demi hari. Panduan-panduan tentang prosedur ini telah dibuat oleh pusat," tegas dia.

Di sisi lain, Yuri kembali mengingatkan, dalam pelaksanaan kegiatan adaptasi kebiasaan baru, masyarakat juga harus mampu melaksanakan semua protokol kesehatan dengan sebaik-baiknya.

Baca juga: Kasus 49 Pedagang Positif Covid-19, Pasar Induk Kramat Jati Tetap Buka dengan Jalankan Protokol Kesehatan

Untuk itu, Yuri pun mengimbau gugus tugas daerah agar memastikan bahwa masyarakat telah memahami dan mampu melaksanakan berdisiplin protokol kesehatan.

Menurutnya, hal itu juga dibutuhkan kegiatan edukasi, sosialisasi, dan terus-menerus mengampanyekan tentang adaptasi kebiasaan baru.

"Karena ini menjadi dasar apabila kita ingin melaksanakan kegiatan-kegiatan produktif yang lainnya," tegas Yuri.

SOP dan Simulasi

Pemerintah juga meminta Gugus Daerah Percepatanan Penanganan Covid-19 tingkat daerah membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) terhadap sektor yang akan kembali menggelar kegiatan produktif.

Baca juga: Kegiatan Produktif Dibuka, Gugus Tugas Covid-19 di Daerah Diminta Buat SOP dan Simulasi

Simulasi itu bertujuan agar kegiatan produktif yang dijalani masyarakat tetap aman dari penyebaran Covid-19.

"Buat SOP tentang gimana mengimplementasikan kebiasaan baru di lingkungan sektor yang akan dilakukan kegiatan operasional kembali," ujar Yuri.

Dalam upaya dibukanya kegiatan produktif tersebut, Gugus Tugas Daerah juga perlu memperhatikan pentingnya tahapan sosialiasi.

Terutama mengenai berdisiplin menjalankan protokol kesehatan di tengah adaptasi menuju kebiasaan baru.

"Pastikan bahwa harus ada tahapan-tahapan sosialisasi bagi siapapun yang berkepentingan di sektor (kegiatan produktif) itu," kata Yuri.

Baca juga: Siap-siap Buka, Banyuwangi Simulasi New Normal di 10 Tempat Wisata

Untuk itu, pihaknya meminta agar Gugus Tugas Daerah juga dapat membuat simulasi pembatasan kapasitas orang agar tidak terjadi penumpukan.

Mengingat, jika penumpukan terjadi, maka hal itu berpotensi menimbulkan penularan karena tidak terjaminnya phsyical distancing.

Ia pun meminta lokasi kegiatan produktif agar menyediakan fasilitas untuk mencuci tangan, termasuk menyiapkan bagaimana masyarakat bisa mengakses layanan kesehatan terdekat.

"Kemudian dilakukan evaluasi yg ketat setiap saat. Karena kita tahu tujuan kembali produktif ini adalah aman dari Covid-19," kata dia.

Di samping itu, lanjut Yuri, apabila dirasa tidak aman dari Covid-19, aktivitas itu bisa ditutup kembali atau dilakukan pengaturan kembali.

Baca juga: Pemerintah Diminta Hati-hati Terapkan New Normal di Daerah Tinggi Kasus Covid-19

Langkah itu menjadi kewajiban Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 tingkat daerah.

"Kami berharap ini dipahami oleh seluruhnya, bukan hanya oleh pemerintah daerah. Tetapi juga oleh masyarakat yang kemudian menjalankan kegiatan itu," ungkap Yuri.

Singgung CFD DKI Jakarta

Di sisi lain, Yuri juga menyinggung kegiatan Car Free Day (CFD) atau area bebas kendaraan bermotor di Jakarta yang menimbulkan kerumunan massa.

CFD diketahui dibuka kembali pada Minggu (21/6/2020) setelah sempat ditiadakan sejak 15 Maret 2020 lalu.

Menurut Yuri, di CFD, masih ditemukan masyarakat yang lupa pentingnya menjaga jarak atau physical distancing.

Baca juga: Yurianto Singgung Masyarakat Lupa Physical Distancing di CFD Jakarta dan Sejumlah Bandara

"Kami melakukan pemantauan di beberapa tempat seperti pelaksanaan CFD di Jakarta, masih kita lihat beberapa masyarakat lupa bahwa physical distancing penting. Ini yang kami mohon untuk evaluasi kita bersama," ujar Yuri.

Ia menegaskan, jaga jarak satu sama lain mutlak dilaksanakan setiap orang untuk mencegah penularan Covid-19.

Apalagi dari rapid test yang digelar di lokasi CFD, ditemukan sejumlah orang yang reaktif.

Selain melakukan pemantauan di CFD, kata Yuri, pihaknya juga melakukan pemantauan di beberapa bandara yang akan melakukan penerbangan ke arah Pulau Jawa pada Minggu (21/6/2020).

"Kami pantau di Batam dan di beberapa tempat lain juga demikian. Masih banyak masyarakat yang belum tertib untuk menjaga physical distancing," tutur Yuri.

Yuri menuturkan, meski sebagian besar masyarakat di CFD maupun bandara tersebut mengenakan masker, tetapi physical distancing juga penting diterapkan.

Baca juga: Hasil Rapid Test Covid-19 di CFD Jakarta 21 Juni, 5 Orang Reaktif

Pihaknya tidak mungkin melakukan pengendalian penyakit Covid-19 sendirian.

"Dibutuhkan kerja bersama, terus-menerus tidak terhenti, semangat gotong royong jadi penting untuk saling melindungi, menjaga agar penularan bisa kita hentikan," kata dia.

Yuri juga menegaskan, physical distancing dan mengenakan masker adalah beberapa hal dasar yang harus dijalankan secara disiplin.

Bahkan itu merupakan prasyarat mutlak untuk dapat melaksanakan adaptasi kebiasaan baru (AKB) dalam rangka mengembalikan produktivitas masyarakat.

"AKB berbasis pada kepatuhan kita menjalankan protokol kesehatan," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com