Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/06/2020, 06:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah pasien positif terjangkit virus corona (Covid-19) di Indonesia terus bertambah.

Berdasarkan data pemerintah Jumat (19/6/2020) pukul 12.00 WIB, tercatat ada 1.041 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Penambahan itu menyebabkan total ada 43.803 kasus Covid-19 di Indonesia, terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.

"Kami dapatkan konfirmasi positif sebanyak 1.041 orang, sehingga akumulasinya 43.803 orang," ujar Yurianto.

Baca juga: Update Covid-19, Pengiriman Sampel Virus, dan Pengembangan Vaksin di Indonesia...

Jumlah kasus baru itu didapatkan dari pemeriksaan 20.717 spesimen dalam sehari.

Adapun, akumulasi spesimen yang telah diperiksa kini ada 601.239 dari 366.581 orang yang diambil sampelnya.

Satu orang diketahui bisa diambil spesimennya lebih dari satu kali.

Kasus baru pasien positif Covid-19 tersebar di 28 provinsi.

Tercatat lima provinsi dengan penambahan kasus baru tertinggi, yakni Sulawesi Selatan (207 kasus baru), DKI Jakarta (141 kasus baru), Jawa Timur (140 kasus baru), Sumatera Selatan (84 kasus baru) dan Bali (81 kasus baru).

Baca juga: Banyak Pedagang Pasar Terpapar Covid-19, Kadinkes DKI Sebut karena Interaksi Tinggi

Sementara itu, penularan Covid-19 secara keseluruhan terjadi di 435 kabupaten/kota yang berada di 34 provinsi.

Yurianto juga menyampaikan ada enam provinsi yang tidak terdapat kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Keenam provinsi itu yakni Aceh, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Kepulauan Riau, Sulawesi Barat, NTT.

Pemerintah juga mencatat ada 36.464 orang dalam pemantauan ( ODP) hingga kemarin.

Sedangkan jumlah pasien dalam pengawasan ( PDP) sebanyak 13.221 orang.

Data yang sama juga memperlihatkan bahwa ada penambahan 551 pasien yang sembuh setelah terpapar Covid-19.

Baca juga: Dosen Farmasi Purwokerto Ini Jadi Pakar PCR Covid-19 di Inggris

Mereka dinyatakan sembuh setelah dua kali pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR) memperlihatkan hasil negatif virus corona.

Dengan demikian, hingga saat ini total ada 17.349 pasien Covid-19 yang dianggap sembuh.

Penambahan 551 kasus sembuh tersebar di 29 provinsi. DKI Jakarta mencatat penambahan pasien sembuh tertinggi, yaitu sebanyak 126 orang.

Kemudian, 103 pasien sembuh di Jawa Timur, 43 pasien sembuh di Sulawesi Selatan, dan 35 pasien sembuh di Gorontalo.

Kendati demikian, Yurianto mengatakan masih ada pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19.

Baca juga: Dokter Gigi di Surabaya Stres Bukan karena Suami dan Anak Meninggal Terjangkit Covid-19

Menurut dia, berdasarkan data yang sama, ada 34 pasien Covid-19 yang meninggal setelah mereka sempat dinyatakan positif virus corona.

"Sehingga totalnya ada 2.373 orang," ujar Yurianto.

Dexamethasone Bisa Sembuhkan Covid-19?

Di tengah tingginya angka pasien positif Covid-19, perhatian publik teralihkan dengan adanya temuan dari ilmuwan di Inggris yang menyebut bahwa obat dexamethasone berhasil mengurangi risiko kematian pada pasien Covid-19 dengan kondisi parah.

Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro menjawab pertanyaan saat wawancara di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Jumat (12/6/2020). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj.ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro menjawab pertanyaan saat wawancara di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Jumat (12/6/2020). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj.
Mendegar hal itu, Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro menegaskan, hingga saat ini Badan Kesehatan Dunia (WHO) belum menentukan obat yang tetap untuk pasien Covid-19.

Baca juga: WHO Berharap Ratusan Juta Dosis Vaksin Covid-19 Siap pada Akhir 2020

Selain itu, WHO juga belum menetapkan kombinasi pengobatan untuk pasien Covid-19.

"Meski kita sudah mendengar berita baik mengenai kemajuan di dunia kesehatan, baik dalam maupun luar negeri, tetapi WHO sampai saat ini belum menentukan obat atau kombinasi pengobatan yang tetap untuk perawatan pasien Covid-19," ujar Reisa dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jumat (19/6/2020) sore.

Ia membenarkan, Obat dexamethasone dapat mengurangi angka kematian akibat Covid-19 sebanyak 20 hingga 30 persen.

Namun, Reisa menegaskan, dexamethasone tidak diperuntukkan bagi pasien Covid-19 dengan kondisi ringan.

Reisa juga menyatakan, dexamethasone bukan obat untuk mencegah virus corona.

Baca juga: Jangan Sembarangan Beli Dexamethasone, Efeknya Menurunkan Imunitas

"Obat ini tidak mempunyai khasiat pencegahan, ini bukan penangkal Covid-19. Ini bukan vaksin, ini merupakan kombinasi obat-obatan," lanjut dia.

Ia menjelaskan, obat dexamethasone hanya diberikan untuk pasien dalam kondisi berat atau kritis.

Penggunaannya pun harus diawasi secara ketat oleh dokter atau ahli.

"Obat ini direkomendasikan untuk kasus konfirmasi positif yang sakit berat dan kritis, yaitu kasus yang membutuhkan ventilator dan bantuan pernapasan," ungkap dia.

Menurut Reisa, konsumsi obat dexamethasone dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping.

Baca juga: Efek Samping Dexamethasone, Wajah Membengkak hingga Picu Gagal Ginjal

Obat dexamethasone diberikan kepada pasien berdasarkan kriteria tertentu.

"Dexamethasone diberikan berdasarkan usia, kondisi dan reaksi pasien tersebut terhadap obat," ujar Reisa.

"Penderita yang telah mengkonsumsi untuk jangka panjang tidak boleh menghentikan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter. Penggunaan jangka panjang juga ada efek sampingnya," lanjut dia.

Reisa menambahkan, WHO dan Kementerian Kesehatan berpesan untuk selalu mengikuti petunjuk dari dokter dalam mengonsumsi obat-obatan oleh pasien.

Sehingga, dalam konteks Covid-19, individu tidak boleh mengonsumsi obat-obatan secara mandiri tanpa petunjuk dokter.

Baca juga: Badan POM: Dexamethasone Obat Keras, Tidak Dapat Digunakan untuk Mencegah Covid-19

"Tidak boleh mengobati diri sendiri. Hindari juga penggunaan antibiotik dengan tidak tepat. Karena dapat menyebabkan resistensi terhadap jenis antibiotik yang dikonsumsi tersebut," tegas Reisa.

Dia mengingatkan, rangkaian protokol kesehatan yang sebaiknya diterapkan masyarakat adalah menjaga jarak, memakai masker serta mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir sesering mungkin minimal selama 20 detik.

Reisa menyebut rangkaian protokol di atas efektif mencegah penularan Covid-19.

"Sebab mencegah lebih baik, lebih mudah dan lebih murah daripada mengobati," ucap dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Ketika Anies Singgung Pihak yang Berkuasa untuk Selesaikan Tugasnya...

Ketika Anies Singgung Pihak yang Berkuasa untuk Selesaikan Tugasnya...

Nasional
Pengamat Sebut Video Ancaman KKB Tembak Pilot Susi Air sebagai Dampak Operasi Psikologis Pemerintah

Pengamat Sebut Video Ancaman KKB Tembak Pilot Susi Air sebagai Dampak Operasi Psikologis Pemerintah

Nasional
Paspor 8 WNI Korban Perusahaan 'Online Scam' di Laos Sudah Dikembalikan

Paspor 8 WNI Korban Perusahaan "Online Scam" di Laos Sudah Dikembalikan

Nasional
Soal Informasi MK Putuskan Proporsional Tertutup, Anggota DPR Singgung Kewenangan 'Budgeting'

Soal Informasi MK Putuskan Proporsional Tertutup, Anggota DPR Singgung Kewenangan "Budgeting"

Nasional
Jokowi Disebut Harap Presiden Selanjutnya Lakukan Percepatan dan Bukan Perubahan

Jokowi Disebut Harap Presiden Selanjutnya Lakukan Percepatan dan Bukan Perubahan

Nasional
BPDPKS Gelar Audiensi dengan Gapki, Bahas Riset dan Pengembangan Industri Kelapa Sawit

BPDPKS Gelar Audiensi dengan Gapki, Bahas Riset dan Pengembangan Industri Kelapa Sawit

Nasional
Kejagung Periksa Pejabat Antam dan Bea Cukai Terkait Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Periksa Pejabat Antam dan Bea Cukai Terkait Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
Wapres Sebut Prestasi Olahraga Indonesia Meningkat, tapi Belum Puas

Wapres Sebut Prestasi Olahraga Indonesia Meningkat, tapi Belum Puas

Nasional
Tolak Jelaskan Pemberhentian Endar Priantoro ke Ombudsman, KPK: Itu Wewenang PTUN

Tolak Jelaskan Pemberhentian Endar Priantoro ke Ombudsman, KPK: Itu Wewenang PTUN

Nasional
Jokowi Harap Presiden Setelahnya Kejar Target Indonesia Jadi Negara Maju

Jokowi Harap Presiden Setelahnya Kejar Target Indonesia Jadi Negara Maju

Nasional
Cawe-cawe Jokowi Disebut Demi Kelanjutan Program Strategis Nasional

Cawe-cawe Jokowi Disebut Demi Kelanjutan Program Strategis Nasional

Nasional
Janji Jokowi Cawe-cawe Jelang Pemilu Tanpa Kerahkan Militer dan Polisi

Janji Jokowi Cawe-cawe Jelang Pemilu Tanpa Kerahkan Militer dan Polisi

Nasional
Pengacara Teddy Minahasa Nilai Sidang Etik Kliennya Terlalu Terburu-Buru

Pengacara Teddy Minahasa Nilai Sidang Etik Kliennya Terlalu Terburu-Buru

Nasional
Cerita Desainer Aulia Akbar Ciptakan Logo IKN, Terinspirasi Kebudayaan Indonesia

Cerita Desainer Aulia Akbar Ciptakan Logo IKN, Terinspirasi Kebudayaan Indonesia

Nasional
PKS Sebut Sandiaga Tak Masuk Kandidat Cawapres Anies

PKS Sebut Sandiaga Tak Masuk Kandidat Cawapres Anies

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com