JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah pasien positif terjangkit virus corona (Covid-19) di Indonesia terus bertambah.
Berdasarkan data pemerintah Jumat (19/6/2020) pukul 12.00 WIB, tercatat ada 1.041 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Penambahan itu menyebabkan total ada 43.803 kasus Covid-19 di Indonesia, terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.
"Kami dapatkan konfirmasi positif sebanyak 1.041 orang, sehingga akumulasinya 43.803 orang," ujar Yurianto.
Baca juga: Update Covid-19, Pengiriman Sampel Virus, dan Pengembangan Vaksin di Indonesia...
Jumlah kasus baru itu didapatkan dari pemeriksaan 20.717 spesimen dalam sehari.
Adapun, akumulasi spesimen yang telah diperiksa kini ada 601.239 dari 366.581 orang yang diambil sampelnya.
Satu orang diketahui bisa diambil spesimennya lebih dari satu kali.
Kasus baru pasien positif Covid-19 tersebar di 28 provinsi.
Tercatat lima provinsi dengan penambahan kasus baru tertinggi, yakni Sulawesi Selatan (207 kasus baru), DKI Jakarta (141 kasus baru), Jawa Timur (140 kasus baru), Sumatera Selatan (84 kasus baru) dan Bali (81 kasus baru).
Baca juga: Banyak Pedagang Pasar Terpapar Covid-19, Kadinkes DKI Sebut karena Interaksi Tinggi
Sementara itu, penularan Covid-19 secara keseluruhan terjadi di 435 kabupaten/kota yang berada di 34 provinsi.
Yurianto juga menyampaikan ada enam provinsi yang tidak terdapat kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Keenam provinsi itu yakni Aceh, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Kepulauan Riau, Sulawesi Barat, NTT.
Pemerintah juga mencatat ada 36.464 orang dalam pemantauan ( ODP) hingga kemarin.
Sedangkan jumlah pasien dalam pengawasan ( PDP) sebanyak 13.221 orang.
Data yang sama juga memperlihatkan bahwa ada penambahan 551 pasien yang sembuh setelah terpapar Covid-19.
Baca juga: Dosen Farmasi Purwokerto Ini Jadi Pakar PCR Covid-19 di Inggris
Mereka dinyatakan sembuh setelah dua kali pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR) memperlihatkan hasil negatif virus corona.
Dengan demikian, hingga saat ini total ada 17.349 pasien Covid-19 yang dianggap sembuh.
Penambahan 551 kasus sembuh tersebar di 29 provinsi. DKI Jakarta mencatat penambahan pasien sembuh tertinggi, yaitu sebanyak 126 orang.
Kemudian, 103 pasien sembuh di Jawa Timur, 43 pasien sembuh di Sulawesi Selatan, dan 35 pasien sembuh di Gorontalo.
Kendati demikian, Yurianto mengatakan masih ada pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19.
Baca juga: Dokter Gigi di Surabaya Stres Bukan karena Suami dan Anak Meninggal Terjangkit Covid-19
Menurut dia, berdasarkan data yang sama, ada 34 pasien Covid-19 yang meninggal setelah mereka sempat dinyatakan positif virus corona.
"Sehingga totalnya ada 2.373 orang," ujar Yurianto.
Di tengah tingginya angka pasien positif Covid-19, perhatian publik teralihkan dengan adanya temuan dari ilmuwan di Inggris yang menyebut bahwa obat dexamethasone berhasil mengurangi risiko kematian pada pasien Covid-19 dengan kondisi parah.
Baca juga: WHO Berharap Ratusan Juta Dosis Vaksin Covid-19 Siap pada Akhir 2020
Selain itu, WHO juga belum menetapkan kombinasi pengobatan untuk pasien Covid-19.
"Meski kita sudah mendengar berita baik mengenai kemajuan di dunia kesehatan, baik dalam maupun luar negeri, tetapi WHO sampai saat ini belum menentukan obat atau kombinasi pengobatan yang tetap untuk perawatan pasien Covid-19," ujar Reisa dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jumat (19/6/2020) sore.
Ia membenarkan, Obat dexamethasone dapat mengurangi angka kematian akibat Covid-19 sebanyak 20 hingga 30 persen.
Namun, Reisa menegaskan, dexamethasone tidak diperuntukkan bagi pasien Covid-19 dengan kondisi ringan.
Reisa juga menyatakan, dexamethasone bukan obat untuk mencegah virus corona.
Baca juga: Jangan Sembarangan Beli Dexamethasone, Efeknya Menurunkan Imunitas
"Obat ini tidak mempunyai khasiat pencegahan, ini bukan penangkal Covid-19. Ini bukan vaksin, ini merupakan kombinasi obat-obatan," lanjut dia.
Ia menjelaskan, obat dexamethasone hanya diberikan untuk pasien dalam kondisi berat atau kritis.
Penggunaannya pun harus diawasi secara ketat oleh dokter atau ahli.
"Obat ini direkomendasikan untuk kasus konfirmasi positif yang sakit berat dan kritis, yaitu kasus yang membutuhkan ventilator dan bantuan pernapasan," ungkap dia.
Menurut Reisa, konsumsi obat dexamethasone dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping.
Baca juga: Efek Samping Dexamethasone, Wajah Membengkak hingga Picu Gagal Ginjal
Obat dexamethasone diberikan kepada pasien berdasarkan kriteria tertentu.
"Dexamethasone diberikan berdasarkan usia, kondisi dan reaksi pasien tersebut terhadap obat," ujar Reisa.
"Penderita yang telah mengkonsumsi untuk jangka panjang tidak boleh menghentikan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter. Penggunaan jangka panjang juga ada efek sampingnya," lanjut dia.
Reisa menambahkan, WHO dan Kementerian Kesehatan berpesan untuk selalu mengikuti petunjuk dari dokter dalam mengonsumsi obat-obatan oleh pasien.
Sehingga, dalam konteks Covid-19, individu tidak boleh mengonsumsi obat-obatan secara mandiri tanpa petunjuk dokter.
Baca juga: Badan POM: Dexamethasone Obat Keras, Tidak Dapat Digunakan untuk Mencegah Covid-19
"Tidak boleh mengobati diri sendiri. Hindari juga penggunaan antibiotik dengan tidak tepat. Karena dapat menyebabkan resistensi terhadap jenis antibiotik yang dikonsumsi tersebut," tegas Reisa.
Dia mengingatkan, rangkaian protokol kesehatan yang sebaiknya diterapkan masyarakat adalah menjaga jarak, memakai masker serta mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir sesering mungkin minimal selama 20 detik.
Reisa menyebut rangkaian protokol di atas efektif mencegah penularan Covid-19.
"Sebab mencegah lebih baik, lebih mudah dan lebih murah daripada mengobati," ucap dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.