Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU Sebut Menkeu Teken Anggaran Tambahan Pilkada Rp 1,02 Triliun

Kompas.com - 18/06/2020, 19:18 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman menyebut, anggaran tambahan Pilkada 2020 yang diusulkan pihaknya belum sampai ke KPU daerah penyelenggara Pilkada.

Usulan anggaran tersebut masih diproses di Kementerian Keuangan.

Namun, menurut Arief, pada Kamis (16/6/2020) ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani telah menandatangani surat penetapan satuan bagian anggaran (SP-SABA), dokumen tentang alokasi anggaran yang ditetapkan untuk suatu kegiatan.

"Barusan saya dapat konfirmasi, SP-SABA, S-SABA itu surat perintah satuan anggaran belanja anggaran, itu sudah ditandatangani oleh ibu menteri," kata Arief di Gedung KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (16/6/2020).

Baca juga: Diajak Demokrat Berkoalisi di Pilkada Medan, PAN: Bobby Nasution Menguat di Internal Partai

Arief mengatakan, setelah SP-SABA diteken, masih ada sejumlah tahapan yang harus ditempuh.

KPU harus melakukan revisi daftar isian pelaksana anggaran (DIPA) supaya anggaran dapat ditransfer ke KPU provinsi maupun KPU kabupaten/kota penyelenggara Pilkada.

"Masih ada tahapan yang harus dilakukan. Sudah masuk akunnya KPU, KPU kemudian akan melakukan revisi dan mendapatkan persetujuan Kemenkeu untuk dimasukkan ke dalam akun-akun masing-masing provinsi, kabupaten/kota yang menyelenggarakan Pilkada," jelas Arief.

Arief menambahkan, dalam gelaran Pilkada, anggaran tidak dipegang oleh pihaknya, melainkan KPU daerah.

"Duitnya jangan dibayangkan di KPU, karena ini Pikada, duit tidak ada di sini," katanya.

Baca juga: PKPU soal Pilkada dalam Kondisi Wabah Belum Diundangkan, Ini Penjelasan KPU

Meski begitu, Arief berharap agar anggaran tambahan dapat segera dicairkan ke KPU daerah, karena tahapan Pilkada terus berjalan.

Anggaran tambahan itu bakal digunakan untuk pengadaan barang dan jasa protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Apalagi, dalam waktu dekat KPU daerah akan menggelar tahapan verifikasi faktual dukungan calon kepala daerah perseorangan yang membutuhkan protokol kesehatan karena melibatkan interaksi banyak orang.

"Mohon bisa dikoordinasikan supaya bisa berjalan lebih cepat, karena teman-teman (KPU) di kabupaten/kota mulai deg-degan dan gelisah karena harus mengerjakan verifikasi faktual tanggal 24 (Juni)," kata Arief.

Sebelumnya, dalam rapat dengar pendapat (RDP) Kamis (11/6/2020), DPR bersama Menkeu dan Mendagri menyetujui usulan penambahan anggaran untuk KPU, Bawaslu, dan DKPP untuk penyelenggaraan Pilkada 2020.

Baca juga: PKPU Protokol Kesehatan Pilkada Belum Ada, KPU Akan Terbitkan Surat Edaran

KPU mengajukan tambahan anggaran sebesar Rp 4,7 triliun, DKPP sebesar Rp 39 miliar, dan Bawaslu sebesar Rp 478 miliar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com