"Untuk mendukung program tersebut, kami sekarang ini sedang berproses untuk membuat pilot project dengan Kelautan dan Perikanan (KKP) yang selama ini masih mengandalkan dari PLN, kata Harris.
Terkait hal itu, Harris menilai, ada peluang untuk bisa melakukan penghematan dari pemanfaatan EBT.
Ia mengungkapkan, dari data yang ada, tercatat sebanyak 6 dari perusahaan yang memiliki cold storage dengan total kapasitas 3.850 ton membutuhkan setrum listrik sebesar 1.721 kVA.
"Semoga benefit EBT ini bisa meningkatkan kesejahteraan dan akses listrik kepada masyarakat," tutur Harris.
Baca juga: Ini Upaya Pemerintah Capai Target EBT 23 Persen di 2025
Selain itu, Harris mengatakan, potensi lain yang bisa dikembangkan dalam skala mikro adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap.
Ia menilai, kondisi ini semakin dipermudah dengan kemudahan mekanisme yang diberikan pemerintah dalam membangun pembangkit tersebut.
"Di Indonesia mekanismenya sangat sederhana. Hanya memasang meteran Solar PV Rooftop, ada meteran ekspor impor, selisih ekspor impor itulah yang dibayar oleh pelanggan," ujar Harris.
Sebagai informasi, minat masyarakat terhadap PLTS Atap terus mengalami pertumbuhan signifikan.
Baca juga: Penggunaan EBT Dinilai Mampu Meminimalisasi Polusi Udara Jakarta
Hingga akhir Desember 2019, tercatat ada lebih dari 900 dari 1673 pelanggan pasang baru PLTS Atap sejak peraturan tersebut diterbitkan pada Desember 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.