JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman menilai, masih banyak distorsi informasi terkait Covid-19 di tengah masyarakat.
Hal itu mengakibatkan banyaknya masyarakat yang menganggap enteng Covid-19.
"Di sini masuk distorsi informasi karena kita akan melihat berbagai segmen berbasis kepada demografi yang berbeda, usia berbeda, termasuk di dalamnya ada pendidikan yang berbeda," kara Fadjroel dalam diskusi virtual di kanal youtube Rumah Kebangsaan, Jumat (12/6/2020).
Baca juga: Saat Jubir Presiden Beri Informasi soal dr Reisa, Lalu Mengklarifikasinya...
"Hingga ada yang masih meyakini bahwa virus makhluk tuhan tanpa harus ada upaya pencegahan. Sampai pada tingkatan tersebut kesadarannya," lanjut dia.
Ia menambahkan, distorsi informasi terkait Covid-19 juga disebabkan pembelahan politik yang masih terjadi di masyarakat usai Pemilu 2019.
Selain disebabkan ketidakpahaman dan pembelahan politik, distorsi informasi terkait Covid-19 juga disebabkan oleh hoaks yang beredar.
Baca juga: Kabid Humas Polda Lampung Jadi Korban Hoaks Setelah Uji Swab
Fadjroel menilai distorsi informasi tersebut yang mengakibatkan masyarakat tak benar-benar mematuhi protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.
"Yang terkait langsung dengan yang namanya Covid-19 itu ada sejumlah 845 isu hoaks dari 6 Mei-12 juni 2020," lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.