Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penjelasan Pemerintah Soal Rasio Uji Spesimen dengan Populasi

Kompas.com - 12/06/2020, 18:46 WIB
Devina Halim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengakui bahwa rasio antara uji spesimen dibandingkan dengan jumlah populasi Indonesia masih rendah.

Data Worldometer yang diakses pada Jumat (12/6/2020) mencatat, terdapat 1.752 tes dari setiap satu juta orang di Indonesia.

Hingga Jumat pukul 12.00 WIB, 478.953 spesimen dari 302.147 orang telah diperiksa di Indonesia.

Namun, Yuri berdalih, setiap daerah di Indonesia memiliki ancaman yang berbeda.

"Dari jumlah spesimen yang kita update, kalau dihitung jumlah orang yang dites, kalau kita menghitung seluruh angka nasional, per satu juta penduduk, sedikit nilainya," kata Yuri dalam siaran langsung di akun Youtube BNPB, Jumat.

Baca juga: UPDATE: 15.333 Spesimen Diperiksa dalam Sehari, Total 478.953 Spesimen

"Namun, kita pahami bersama bahwa tiap-tiap daerah memiliki ancaman epidemiologi yang berbeda," sambung dia.

Ia lalu membandingkannya dengan negara lain. Yuri menuturkan, Korea Selatan melakukan 20.810 tes per satu juta penduduk.

Kemudian, Malaysia melakukan 19.120 tes per satu juta penduduk, serta Vietnam melakukan 2.827 tes per satu juta penduduk.

Yuri lalu membandingkannya dengan data di DKI Jakarta, yang menurutnya menunjukkan bahwa pemerintah telah menangani pandemi dengan baik.

"Jika angka kita ini kita analogikan dengan apa yang telah dilakukan pemerintah DKI, maka kita lihat per satu juta penduduk di DKI pemeriksaan sudah dilaksanakan sebanyak 17.954 orang," ujar dia.

"Artinya angka ini sebenarnya tidak mengesankan bahwa kita tidak menangani dengan baik," imbuh dia.

Hasil tersebut sesuai instruksi Presiden Joko Widodo untuk melakukan pemeriksaan secara masif.

Baca juga: DKI Catat Kasus Covid-19 Tertinggi Gara-gara Uji Spesimen Menumpuk Awal Pekan, Benarkah?

Ia mengatakan, Indonesia merupakan negara kepulauan yang dibatasi oleh selat dan laut sehingga ancaman setiap daerah berbeda-beda.

Maka dari itu, Yuri mengatakan, tidak dapat dibandingkan dengan negara daratan dengan jumlah penduduk yang lebih sedikit dibanding Indonesia.

Menurut dia, pemerintah telah melakukan upaya yang sama dengan negara lain, khususnya di daerah dengan ancaman tinggi.

"Tetapi bagaimana kita menangani daerah dengan ancaman epidemi yang tinggi, kita sebenarnya sudah melakukan sesuatu yang sama dengan mereka," ucap Yuri.

Pemerintah pun mengaku akan terus melakukan upaya pemeriksaan tersebut pada daerah dengan ancaman yang sama seperti Jakarta, misalnya Surabaya dan Makassar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com