JAKARTA, KOMPAS.com - Dua anak buah kapal (ABK) Indonesia yang loncat dari Kapal Fu Li Qing Yuan Yu 901 di Selat Malaka disebut masih mengalami trauma.
Kedua ABK dengan inisial AJ (30) dan R (22) loncat dari kapal karena tidak tahan dengan kekerasan dan perlakuan lain yang diterima selama bekerja.
"Saat ini kedua korban ABK WNI asal NTB dan Pematang Siantar masih mengalami shock yang cukup berat," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Awi Setiyono melalui video telekonferensi, Kamis (11/6/2020).
Maka dari itu, keduanya pun tengah menjalani konseling.
Baca juga: Polisi Tangkap Agen Penyalur 2 ABK yang Loncat dari Kapal Ikan Asing di Selat Malaka
Karena mengalami trauma, keterangan yang diberikan juga belum optimal tergali.
Kendati demikian, penyidik sudah berhasil mendapat sejumlah informasi.
"Beberapa informasi penyidik sudah dapatkan misalnya, mereka menyebutkan nama kapal, nama-nama kru, nama-nama dari orang yang merekrut," ucapnya.
Polri juga telah menangkap agen penyalur kedua ABK, yaitu berinisial SF (44).
Tersangka SF ditangkap oleh Satuan Tugas Tindak Pidana Perdagangan Orang (Satgas TPPO) Bareskrim Polri, Polda Kepri, dan Polda Metro Jaya di Cileungsi, Bogor, Kamis (11/6/2020) dini hari.
Menurut Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen (Pol) Ferdy Sambo, SF diduga merekrut dan mengirim WNI untuk dieksploitasi.
Baca juga: Periode 2017-2019, Kemenlu Tangani 3.400-an Kasus Terkait ABK WNI
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan