Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Rekor dalam Sepekan di Tengah Tracing Agresif Covid-19...

Kompas.com - 11/06/2020, 14:48 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah kasus positif Covid-19 baru pada Rabu (10/6/2020) bertambah 1.241 kasus. Penambahan kasus ini menjadi yang terbanyak sejak kasus pertama diumumkan pertama kali pada 2 Maret 2020.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menuturkan, penambahan kasus ini diketahui setelah pemeriksaan spesimen virus corona dilakukan secara agresif oleh pemerintah, baik melalui metode real time polymerase chain reaction (RT PCR) maupun tes cepat molekuler (TCM).

"Penambahan kasus positif ini disebabkan karena tracing yang agresif dilakukan, sehingga bisa kita lihat, bahwa sebagian besar penambahan kasus ini adalah spesimen yang dikirim oleh Puskesmas atau Dinas Kesehatan," kata Yurianto seperti dilansir dari laman BNPB.go.id.

Baca juga: 1.241 Kasus Baru, Indonesia Kembali Catat Rekor Tertinggi Penambahan Kasus Covid-19

Upaya pelacakan lebih agresif terus dilakukan pemerintah untuk mengetahui sebaran Covid-19 di masyarakat.

Presiden Joko Widodo bahkan menargetkan pemeriksaan spesimen dapat menembus angka 20.000 tes per hari.

Target tersebut naik seiring telah dicapainya target pemeriksaan sebelumnya sebanyak 10.000 tes per hari.

"Untuk pengujian spesimen saya kira saya menyampaikan terima kasih bahwa target pengujian spesimen yang dulu saya targetkan 10.000, ini sudah terlampaui," kata Jokowi saat memimpin rapat kabinet terbatas lewat video conference, Kamis (4/6/2020).

"Saya harapkan target berikutnya, ke depan adalah 20.000 per hari. Ini harus mulai kita rancang menuju ke sana," imbuh dia.

Baca juga: Yuri Jelaskan Penyebab Rekor Baru Penambahan Kasus Baru Covid-19

Berdasarkan kinerja data yang dilaporkan Gugus Tugas Nasional, peningkatan pemeriksaan spesimen virus corona berjalan lurus dengan penambahan kasus positif Covid-19.

Bahkan, dalam sepekan terakhir tiga rekor penambahan kasus tertinggi tercatat.

Pada 4 Juni, jumlah spesimen yang diperiksa mencapai 13.206 spesimen. Saat itu, terdapat penambahan 585 pasien positif Covid-19.

Baca juga: 993 Kasus Baru, Rekor Penambahan Tertinggi Covid-19 di Indonesia

Ilustrasi virus corona yang merebak di Indonesia.KOMPAS.COM/Shutterstock Ilustrasi virus corona yang merebak di Indonesia.
Selanjutnya, pada 5 Juni terdapat 13.333 spesimen yang diperiksa dengan jumlah pasien positif sebanyak 703 orang.

Berikutnya pada 6 Juni, jumlah spesimen yang diperiksa turun sedikit menjadi 13.095 spesimen.

Meski demikian, jumlah pasien positif baru melonjak 993 orang. Penambahan tersebut merupakan rekor pertama dalam tujuh hari terakhir.

Sementara itu, meski spesimen yang diperiksa turun pada 7 Juni, yaitu sebanyak 11.924 spesimen, namun penambahan kasus positif cukup banyak yakni 672 orang.

Baca juga: Sebaran 672 Kasus Baru Covid-19 di Indonesia: DKI Jakarta Tertinggi

Penurunan pemeriksaan spesimen juga terjadi pada 8 Juni yaitu sebanyak 6.988 spesimen. Meski demikian, jumlah kasus baru yang tercatat tetap mengalami lonjakan sebanyak 847 orang.

Pada 9 Juni, rekor penambahan kasus positif baru dalam sehari kembali pecah yaitu sebanyak 1.043 kasus. Sedangkan jumlah spesimen yang diperiksa mengalami lonjakan hampir dua kali lipat dari sehari sebelumnya yaitu sebanyak 16.181 spesimen.

Baca juga: Kasus Harian Covid-19 di Indonesia Tembus Angka 1.000, Hasil Pemeriksaan 16.181 Spesimen

Terbaru, pada 10 Juni, rekor penambahan kasus positif baru dalam sehari tembus hingga mencapai 1.241 orang, dengan spesimen yang diperiksa mencapai 17.757 spesimen. Ini merupakan rekor ketiga yang terpecahkan dalam sepekan.

Secara akumulasi, jumlah spesimen yang telah diperiksa pemerintah sejak 1 April hingga 10 Juni telah mencapai 446.918 spesimen. Adapun, akumulasi konfirmasi kasus positif Covid-19 mencapai 34.316 orang.

Baca juga: UPDATE: Bertambah 1.241, Kini Ada 34.316 Kasus Covid-19 di Indonesia

Petugas medis menunjukkan alat swab spesimen saat swab test secara drive thru di halaman Laboratorium Kesehataan Daerah (LABKESDA) Kota Tangerang, Banten, Senin (6/4/2020). Berdasarkan data pemerintah hingga Senin (6/4/2020) terkonfirmasi positif COVID-19 di Banten mencapai 187 kasus. ANTARA FOTO/Fauzan/wsj.ANTARA FOTO/FAUZAN Petugas medis menunjukkan alat swab spesimen saat swab test secara drive thru di halaman Laboratorium Kesehataan Daerah (LABKESDA) Kota Tangerang, Banten, Senin (6/4/2020). Berdasarkan data pemerintah hingga Senin (6/4/2020) terkonfirmasi positif COVID-19 di Banten mencapai 187 kasus. ANTARA FOTO/Fauzan/wsj.

Idealnya 30.000 tes

Kendati pelacakan agresif dapat mengungkap kasus positif Covid-19 lebih banyak, Yuri menilai, hal itu justru dapat berdampak positif dalam upaya pengendalian penyebaran virus.

Pasalnya, mereka yang telah dinyatakan positif Covid-19 bisa melakukan isolasi mandiri untuk menyembuhkan penyakit itu.

"Ini adalah bukti, bahwa memang tracing yang agresif akan bisa menangkap begitu banyak kasus positif dan sudah barang tentu kita akan menginginkan kasus ini kemudian melakukan isolasi dengan sebaik-baiknya secara mandiri, agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang lain," kata dia.

Sementara itu, menurut Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, idealnya tes Covid-19 mencapai 30.000 spesimen per hari.

"Memang mestinya nanti targetnya yang paling maksimal atau yang betul-betul bisa memenuhi standar WHO (World Health Organization) ya 30.000 itu kalau dibandingkan dengan perhitungan rasio jumlah penduduk," kata Muhadjir dalam video conference, pada 4 Juni lalu.

Baca juga: 1.043 Kasus Baru, Rekor Tertinggi Penambahan Covid-19 Indonesia

Namun, ia menambahkan, pemerintah tengah menuju target tersebut secara bertahap. Pelacakan besar-besaran yang akan dilakukan untuk mendeteksi pasien Covid-19 telah dinaikkan targetnya mencapai 20.000 tes per hari.

"Jangan sampai ada mata rantai yang terhubung tidak kita kenali. Karena itu kita perlu melibatkan relawan dan untuk ini sebetulnya menurut saya Tadi Pak Doni (Monardo) yang menyampaikan usahanya mahasiswa lulusan atau masih semester terakhirlah (menjadi relawan)," kata Muhadjir.

"Bisa jurusan kebidanan, jurusan keperawatan, kemudian sarjana kesehatan masyarakat itu untuk melakukan ini saya kira bisa untuk mem-back up dan ini dibutuhkan tenaga yang cukup besar," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

"Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com