Secara terpisah, istri Andry, Fenni Sunni Susanti, menceritakan bagaimana suaminya bekerja di kapal tersebut hingga akhirnya melompat.
Awalnya, sang suami mendapat tawaran untuk bekerja di daratan Korea dari seseorang bernama Syafrudin.
Menurut Fenni, orang tersebut juga mengiming-imingi gaji puluhan juta.
"Pak Syafrudin ini menjanjikan Andry bekerja di daratan Korea dengan diiming-imingi gaji Rp 30 juta hingga 40 juta per bulan,” kata Fenni dalam sebuah acara diskusi daring, Rabu.
Baca juga: PPI Sulut Ungkap Kendala dalam Melaporkan Kasus terkait ABK Indonesia
Syafrudin, kata Fenni, juga meminta uang keberangkatan sebesar Rp 50 juta. Andry kemudian membayarkan uang tersebut secara tunai dan transfer ke Syafrudin.
Namun ternyata, suaminya malah dipekerjakan di kapal ikan asing.
Mengacu pada keterangan DFW-Indonesia, Syafrudin adalah agen untuk PT DPG yang merekrut Andry.
Selama bekerja, Fenni mengatakan, hak suaminya dan ABK Indonesia lainnya tidak dipenuhi.
"Misalnya selama bekerja tidak pernah diberi gaji, HP-nya disita, dan tidak pernah berkomunikasi dengan saya selaku istrinya dan keluarga yang lain selama 5 bulan bekerja di kapal,” ujar dia.
Baca juga: Upaya Kemenlu Tangani Dugaan Eksploitasi dan Pelarungan ABK dari Kapal China
Andry, katanya, juga sering dimaki dan dimarahi dengan kata-kata kasar ketika bekerja.
Karena merasa tidak betah dan tidak sesuai dengan pekerjaan yang ditawarkan, Andry nekat melompat dari kapal.
Fenni berharap, kasus tersebut diusut hingga tuntas.
Ia juga menyampaikan pesan dari istri ABK lainnya di Kapal Lu Qian Yuan Yu 901, yang meminta suami mereka dipulangkan.
Sedang Didalami
Kemenlu pun menegaskan pihaknya bersama aparat kepolisian masih melakukan pendalaman atas peristiwa tersebut.
Kedua ABK kini berada di Polsek Tebing Karimun, setelah nelayan Indonesia yang menemukan keduanya pada Sabtu (6/6/2020) melapor di polsek tersebut.
"Mereka saat ini telah berada di kantor Polsek Tebing Karimun kondisinya sehat," ujar Judha.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.