Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPI Sulut Ungkap Kendala dalam Melaporkan Kasus terkait ABK Indonesia

Kompas.com - 10/06/2020, 19:50 WIB
Devina Halim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Daerah Pergerakan Pelaut Indonesia (PPI) Sulawesi Utara Anwar Abdul Dalewa mengaku masih sering kesulitan untuk melaporkan kasus terkait anak buah kapal (ABK) Indonesia ke pihak berwajib.

Menurutnya, sejumlah persyaratan sulit dipenuhi mengingat kondisi para ABK yang berada di tengah laut.

"Contoh kalau kami laporkan ke pihak berwajib, bukti surat kuasanya mana, pengaduan tertulisnya mana, yang tanda tangan si korban mana," kata Anwar dalam diskusi daring, Rabu (10/6/2020).

"Apakah kita mau nunggu korban kalau dia hilang komunikasi di tengah laut?" lanjut dia.

Baca juga: Upaya Kemenlu Tangani Dugaan Eksploitasi dan Pelarungan ABK dari Kapal China

Pihaknya kerap kali menerima informasi mengenai kasus yang menimpa ABK dari media sosial. Misalnya Facebook maupun WhatsApp.

Belum lagi kendala komunikasi yang kerap kali dialami ABK di tengah laut semakin menyulitkan pihaknya untuk memenuhi syarat tersebut.

"Apalagi mereka di tengah laut yang akses komunikasinya kadang lima menit bisa komunikasi, berjam-jam kita tunggu bahkan berhari-hari tidak ada lagi komunikasi," ujar dia.

Contoh lainnya, Anwar menuturkan, sejumlah ABK tak memiliki uang saat kejadian.
Akibatnya, mereka tidak dapat membeli kuota internet atau sim card agar dapat berkomunikasi.

Tak hanya di dalam negeri, kendala dalam hal komunikasi juga dialami dengan pihak KBRI di negara lain.

Menurutnya, pihaknya kesulitan menemukan nomor hotline sejumlah KBRI.

Anwar pun meminta Kementerian Luar negeri untuk mempublikasikan hotline tersebut.

Baca juga: Cerita Istri ABK yang Loncat dari Kapal Asal China di Selat Malaka

"Supaya kita bisa sosialisasikan hotline ini ke kawan-kawan pelaut di seluruh Indonesia, baik niaga maupun kapal perikanan," ujar dia.

Soal hotline itu pun ditanggapi oleh Direktur Perlindungan WNI dan Bahan Hukum Indonesia (BHI) Kemenlu Judha Nugraha yang juga menjadi narasumber di diskusi tersebut.

Judha memastikan bahwa seluruh perwakilan Indonesia di negara lain memiliki hotline yang dapat diakses melalui aplikasi Safe Travel.

"Kalau ada akses internet dia akan langsung terhubung ke nomor hotline perwakilan kita yang terdekat," tutur Judha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com