JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) membenarkan ada dua anak buah kapal (ABK) Indonesia yang melompat dari kapal ikan berbendera China di perairan Selat Malaka.
Hal itu dikatakan Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha melalui telekonferensi, Rabu (10/6/2020).
"Jadi dapat kami konfirmasi, benar bahwa terdapat dua ABK kita yang salah satunya berasal Pematang Siantar dan satunya lagi dari Sumbawa yang memutuskan untuk melompat dari kapal berbendera RRT (Republik Rakyat Tiongkok) Lu Qing Yian Yi 901," kata Judha.
Baca juga: 241 ABK Island Princess Dievakuasi ke Pelabuhan Tanjung Priok
Judha menjelaskan, dua ABK tersebut ditemukan oleh nelayan Indonesia pada Sabtu (6/6/2020).
Kemudian, nelayan itu melaporkan penemuan dua ABK ke Polsek Tebing Karimun.
"Mereka saat ini telah berada di kantor Polsek Tebing Karimun kondisinya sehat," ujar dia.
Judha tidak merinci penyebab lompatnya dua ABK tersebut dari kapal ikan China.
Ia hanya menegaskan bahwa sampai saat ini, Kemenlu masih melakukan pendalaman bekerja sama dengan aparat Kepolisian.
Baca juga: Seorang ABK Kapal Penumpang Ketapang Gilimanuk Bali Positif Covid-19
Diketahui, permasalahan ABK Indonesia juga terjadi di kapal ikan China lainnya.
Beberapa waktu lalu dikabarkan ada ABK yang diduga mengalami penyiksaan dan dilarung dari kapal ikan Long Xin 629.
Dalam video yang ditayangkan media Korea Selatan MBC, ada kesaksian ABK Indonesia yang bekerja di kapal tersebut.
Dalam video itu, kanal MBC Korea Selatan memberikan tajuk "Eksklusif, 18 jam sehari kerja. Jika jatuh sakit dan meninggal, lempar ke laut".
Baca juga: Dua ABK WNI Kapal Long Xing 606 Pulang ke Tanah Air
Seorang awak kapal Indonesia mengungkapkan, dia merasa pusing karena tidak biasa meminum air laut dan mengaku seperti ada dahak yang keluar dari tenggorokan.
Ia juga menyebutkan, mereka bekerja sehari selama 18 jam, di mana dia pernah berdiri selama 30 jam.
Kemudian mereka mendapat enam jam untuk makan, di mana pada waktu inilah saksi mengungkapkan mereka memanfaatkannya untuk duduk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.