PANCASILA sebagai dasar negara, ideologi bangsa, dan pandangan hidup bangsa sejatinya harus mampu memandu dan menjawab segala macam tantangan dinamika kehidupan bangsa. Termasuk saat menghadapi pandemi Covid-19, yang telah membawa perubahan drastis dan dramatis dalam segala aspek kehidupan bangsa, tidak hanya kesehatan.
Agar NKRI tidak "ambyar" oleh pandemi Covid-19, maka seluruh komponen bangsa wajib memahami, menghadirkan, menginternalisasi dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam semua aspek kehidupan termasuk dalam memasuki peradaban baru, yang disebut era new normal (kenormalan baru).
Diksi baru new normal yang disokong pemerintah, saat ini masih dimaknai beragam oleh publik bahkan ada yang saling bertentangan terkait teks dan konteksnya.
Sebagaian opinion leader bangsa sedang menginterpretasikan apa itu new normal di semua bidang kehidupan.
Hal yang sama dilakukan Urban Dictionary, kamus daring yang menjalankan visi define your world, definisikan dunia Anda.
Di kehidupan normal baru, kebiasaan dan nilai baru bakal menggantikan kebiasaan lama setelah perubahan dramatis itu terjadi.
Oleh sebab itu, para pejabat otoritatif penentu kebijakan, akademisi, tokoh politik, dan opinion leader mencoba menginterpretasi dan mengonstruksi makna new normal dalam tataran kebijakan dan implementasinya tentu dengan acuan utamanya adalah protokol kesehatan.
Yang menarik dalam Urban Dictionary, juga mengonstruksi kata covidiot. Covidiot berasal dari dua kata, yakni "covid" yang mengacu pada Covid-19 dan kata "idiot" yang berarti bebal.
Covidiot ialah orang bebal, keras kepala dan berperilaku bebas mengabaikan protokol kesehatan. Pada wilayah tertentu, kita masih melihat jelas kehadirannya sehingga perlu upaya pendisiplinan secara masif agar protokol kesehatan tetap berjalan secara ketat.
Di era new normal, manusia tidak bisa lagi bersikap dan bertindak egosentris. Sejatinya persaingan keras yang saling mendominasi untuk kepentingan sepihak dan kelompok, sesungguhnya hanya akan melahirkan peperangan yang tidak bisa dimenangkan (unwinnable war) oleh siapa pun.
Maka dari itu, perlu kehadiran strategi kebangsaan yang didasari nilai Pancasila dalam wujud nilai gotong-royong segenap komponen bangsa untuk bersama-sama menghadapi setiap masalah bangsa.
Gotong-royong dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara senantiasa dilandasi oleh nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan yang merupakan saripati nilai-nilai Pancasila.
Adalah tugas kita semua, mengaktualkan nilai gotong royong dalam semua dimensi kehidupan, agar Pancasila mampu hadir disetiap dinamika perkembangan zaman.
Sebagaimana Pidato Bung Karno di hadapan BPUPKI, "Gotong-royong adalah pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu-binantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Ho lopis kuntul baris buat kepentingan bersama. Itulah gotong-royong!"
Gotong-royong juga harus menjadi paradigma normal baru, yang merupakan cara berpikir yang memandu perilaku untuk menanggulangi masalah dengan mengadaptasi nilai baru, realitas baru yang senantiasa berubah dinamik.