JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mencatat adanya tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap perempuan yang meningkat selama pandemi Covid-19.
Hal ini terungkap dari survei yang digelar pada April hingga Mei 2020 secara daring oleh Komnas Perempuan.
Survei dilakunan terhadap 2.285 responden perempuan dan laki-laki.
"Sebanyak 80 persen dari responden perempuan pada kelompok berpenghasilan di bawah Rp 5 juta rupiah per bulan menyampaikan bahwa kekerasan yang mereka alami cenderung meningkat selama masa pandemi," ujar Komisioner Komnas HAM Maria Ulfah Anshor dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Rabu (3/6/2020).
Baca juga: KDRT Meningkat Selama Pandemi Covid-19, Peran Tokoh Agama Penting dalam Mencegahnya
Secara umum, hasil survei mencatat kekerasan psikologis dan ekonomi mendominasi KDRT.
Hasil survei daring juga mengidentifikasi bahwa kerentanan pada beban kerja berlipat ganda dan kekerasan terhadap perempuan terutama dihadapi oleh perempuan yang berlatar belakang kelompok berpenghasilan kurang dari Rp 5 juta rupiah per bulan, pekerja sektor informal, berusia antara 31- 40 tahun, berstatus perkawinan menikah, memiliki anak lebih dari 3 orang dan menetap di 10 provinsi dengan paparan tertinggi Covid-19.
Kemudian, kekerasan fisik dan seksual terutama meningkat pada rumah tangga dengan pengeluaran yang bertambah.
"Hal ini mengindikasikan pengaruh tekanan ekonomi pada potensi kekerasan di dalam rumah tangga," tutur Maria.
Selain itu, kata Maria, kurang dari 10 persen perempuan yang menjadi korban kekerasan telah melaporkan kasusnya.
Sebagian besar lebih memilih sikap diam atau hanya memberitahukan kepada saudara, teman, atau tetangga.
Hal yang menarik, menurut Maria, responden yang tidak melaporkan kasusnya terutama berlatar belakang pendidikan tinggi.
"Hampir 69 persen responden juga tidak menyimpan kontak layanan untuk dapat mengadukan kasusnya," ujar dia.
Baca juga: Dampak Baru Covid-19: Meningkatnya Angka KDRT di Berbagai Negara
Maria mengungkapkan, salah satu penyebab masih rendahnya pengaduan tindakan kekerasan disebabkan literasi teknologi dan faktor ekonomi.
Sebab, jaringan internet yang tersedia tidak stabil dan anggaran terbatas untuk kuota internet.
Selain soal kekerasan, survei pun mencatat adanya beban pekerjaan rumah tangga selama pandemi secara umum masih ditanggung oleh perempuan, dibandingkan laki-laki.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.