Argumen ini dihadirkan oleh filsuf Jerman Ludwig Wittgenstein dalam Philosophical Investigations (1973) menggunakan figur duck/rabbit yang terlihat seolah kepala bebek ke kiri, sekaligus kepala kelinci menghadap ke kanan.
Masyarakat cenderung meyakini sesuatu dan mau melihat kebenaran tertentu, lalu menolak kebenaran versi lain yang bertentangan dengan apa yang mereka yakini.
Hal itulah yang menyebabkan misinformasi, disinformasi, dan malinformasi berputar di kelompok masyarakat sesuai preferensinya.
Kita menyaksikan krisis seperti Covid-19 ini digunakan oleh beberapa orang untuk menciptakan keriuhan (noise).
Beberapa hari lalu Roy Suryo lewat akun media sosial Twitter membuat cuitan foto yang memicu perdebatan.
Foto itu adalah tangkapan layar yang diambil dari video ucapan Idul Fitri Presiden RI yang diisi analisis tata cahaya.
Kepakaran Roy Suryo terhadap foto dibentuk oleh media ketika dahulu banyak menganalisis keaslian foto-foto porno dan mesum.
Menurut Roy Suryo, arah cahaya dalam adegan tersebut adalah pada siang hari. Ia membubuhkan garis panah menunjuk dari jendela mengarah ke sisi kiri muka presiden.
Para fotografer yang cukup beraksara visual tentu paham bahwa analisis Roy Suryo mengada-ada.
Sudut cahaya siang hari tak akan cukup miring untuk menembus jendela sampai ke kursi makan presiden, kecuali presiden duduk persis di pinggir jendela.
Belum lagi cahaya samping berkarakter keras di dalam ruang (indoor) hanya mungkin bila ditambahkan cahaya tambahan dari lampu. Artinya apakah itu pagi, siang, dan sore tidaklah berbeda.
Dari peristiwa ini kita belajar bahwa foto sangat mungkin mengecoh. Di masa pandemi ini banyak beredar pula foto-foto medis, situasi, dan eksperimen Covid-19 yang menyesatkan.
Tantangan kita berat karena informasi akurat dari media arus utama kalah cepat dari hoaks di media sosial.
Memang sebagian konten-konten tersebut telah diblokir oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika, tapi konten sesat baru terus bermunculan.
Melalui foto, kita seperti diberi jalan untuk mempertanyakan dunia dan diri kita sendiri di waktu bersamaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.