JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengundang tokoh agama ke Istana, Selasa (2/6/2020). Dalam pertemuan itu, perwakilan dari organisasi Muhammadiyah meminta Presiden Joko Widodo memperbaiki komunikasi pemerintah di tengah pandemi ini.
Pasalnya, Muhammadiyah melihat sejumlah pernyataan menteri yang bertentangan satu sama lain terkait penanganan pandemi Covid-19.
"Muhammadiyah memberikan tiga masukan. Pertama, pemerintah memperbaiki komunikasi politik, terutama terkait dengan pernyataan para menteri yang tidak senada dan seirama," kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti kepada wartawan, Selasa malam.
Baca juga: Pemerintah Diminta Perbaiki Komunikasi soal Penanganan Covid-19, Ini Alasannya
Selain itu, Muhammadiyah juga memberi saran agar pemerintah memperbaiki kerjasama dengan berbagai organisasi massa dalam menangani pandemi ini, termasuk dengan ormas keagamaan.
Terakhir, Muhammadiyah juga berpesan agar pemerintah menjaga ketenangan dengan meminimalkan kegaduhan politik.
Sementara itu, menurut dia, Presiden juga menyampaikan tiga hal dalam pertemuan tersebut.
"Pertama, belum ada keputusan tentang jadwal masuk sekolah," ucap Abdul Mu'ti.
Baca juga: Pemerintah Diminta Perbaiki Komunikasi Publik Terkait Kebijakan Penanganan Pandemi
Kedua, Presiden juga meminta masukan tentang pengelolaan pesantren pada masa Covid-19. Terakhir, Presiden menjelaskan kebijakan soal pembatalan haji 2020.
Pertemuan tersebut juga dihadiri H Helmy Faishal Zaini (PBNU), Muhyiddin Junaidi (MUI), Pdt. Gomar Gultom (PGI), Ignatius Kardinal Suharyo (KWI), Wisnu Tenaya (PHDI), Arief Harsono (Permabudhi) dan Xs Budi Santoso Tanuwibowo (Matakin).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.