JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengatakan, pihaknya mengusulkan pengadaan alat pencoblosan kertas suara sekali pakai untuk Pilkada Serentak 2020.
Arief mengatakan, pengadaan alat coblos itu akan dimasukkan dalam revisi anggaran KPU yang akan dibahas dengan Komisi II DPR.
"Revisi anggaran kami belum mencantumkan dua hal, yaitu alat coblos sekali pakai karena pilkada kita beda dengan negara lain. Kita masih gunakan paku, tapi jangan samai paku digunakan beberpaka kali. Kami usulkan alat coblos sekali pakai," kata Arief dalam diskusi bertajuk Antara Pandemi dan Pilkada, Harus Bagaimana? yang digelar secara virtual, Kamis (28/5/2020).
Baca juga: Perludem Desak Pilkada Diundur hingga 2021
Arief mengatakan, alat coblos sekali pakai itu nanti terbuat dari kayu sehingga terjadi penambahan anggaran logistik.
"Ukurannya berapa kami sudah hitung, tapi produsennya belum ya, tapi lubangnya (alat pencoblosan) seperti sumpit. Ini kan menambah biaya," ujar dia.
Arief menambahkan, KPU juga akan mengusulkan agar saat pemilihan tidak lagi menggunakan botol tinta seperti yang selama ini biasa digunakan. KPU mengusulkan tinta semprot agar tidak terjadi penularan virus pada pemilih.
"Kemudian spray, disemprot ke jari pemilih, ini bisa lebih mahal. Beberapa berpikir lain dipakai dengan cotton bud ke jarinya, tapi kita mengarah ke sprat," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.