Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solidaritas Punk Saat Wabah Covid-19, Bagikan Makanan hingga Pakaian Layak Pakai

Kompas.com - 24/05/2020, 07:52 WIB
Dian Ade Permana,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Komunitas Punk seringkali dianggap sebelah mata, berandalan, dan tidak taat norma. Mereka seolah terasing dalam bermasyarakat.

Namun, di Kota Salatiga, komunitas Punk terus bergerak untuk mengubah stigma itu.

Selama Ramadhan tahun ini, secara rutin komunitas tersebut membagikan takjil di beberapa sudut kota, membuka dapur umum, dan membagikan pakaian layak pakai.

Baca juga: UKSW Bentuk Satgas Solidaritas Kemanusiaan, Jamin Ketersediaan Pangan Mahasiswa

 

Datuk, salah seorang anggota komunitas Punk, mengatakan, kegiatan solidaritas itu berawal dari inisiatif yang tercetus secara spontan saat wabah Covid-19 merajalela di Indonesia.

"Kami kolektifan atau patungan, mulai dari Rp 25.000, ada yang menyumbang sembako atau bahan pangan lain. Kita masak dan bagikan kepada yang lebih membutuhkan daripada kami," ungkap Datuk, di Selasar Kartini,  Sabtu (23/5/2020).

Kegiatan mengolah bahan makanan dilakukan di dapur umum yang didirikan di kompleks Terminal Tamansari.

Baca juga: Pedagang Pasar Salatiga Ditata Berjarak, Pembeli Tak Lagi Takut Berbelanja

Setiap hari, mereka mampu menyediakan 50 hingga 100 porsi makanan.

"Tapi jika sedang on, seperti minggu kemarin itu, bisa sampai 350 porsi," kata Datuk.

Setelah kegiatan ini berjalan, sumbangan mulai berdatangan.

Sumbangan tidak hanya berasal dari Salatiga, tapi juga dari luar pulau. Termasuk anak Punk yang merantau.

Baca juga: Tak Hanya Ditata Berjarak, Pedagang dan Pembeli Pasar Pagi Salatiga Harus Pakai Masker

Sementara untuk pakaian layak pakai, mereka mengumpulkan dari mahasiswa dan masyarakat yang peduli.

"Tadi ada yang mampir di Selasar, dia bilang punya pakaian tapi ukurannya sudah tidak muat. Akhirnya disumbangkan melalui kami," ucap Datuk.

Menurut Datuk, gerakan Punk di Salatiga ini merupakan salah satu bentuk protes kepada pemerintah.

Sebabnya banyak bantuan dari pemerintah yang tidak tepat sasaran, padahal rakyat membutuhkan bahan pangan untuk sekadar hidup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Nasional
PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

Nasional
Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com