Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Perbaiki Komunikasi Publik Terkait Kebijakan Penanganan Pandemi

Kompas.com - 22/05/2020, 13:38 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Fikom Unpad) Dadang Rahmat Hidayat menilai, proses komunikasi publik pemerintah pada masa pandemi Covid-19 harus diperbaiki.

Apalagi saat ini media telah menggaungkan bahwa kebijakan yang ada terkait Covid-19 menimbulkan kebingungan di masyarakat.

"Ini perlu menjadi warning. Harus diperbaiki bagaimana proses komunikasi publik. Ujungnya ya kapabilitas dan kredibilitas para pembicara atau juru bicara, harus mengerti komunikasi publik," ujar Dadang dalam webinar Komuniaksi yang digelar FIKOM UNPAD, Jumat (22/5/2020).

Baca juga: Penanganan Covid-19, Pemerintah Disarankan Gunakan Gaya Komunikasi yang Mudah Diterima

Menurut Dadang, pemerintah tampak kebingungan dalam memberikan informasi kepada masyarakat.

Mereka yang bertugas untuk menyampaikan informasi kepada publik, salah satunya Kantor Sekretariat Presiden (KSP), dinilainya agak gelagapan untuk menjelaskan soal Covid-19.

Dadang mencontohkan, saat ini banyak konsep dan skenario yang sedang dibahas pemerintah bermunculan ke tengah masyarakat.

Baca juga: Pemerintah Disarankan Perbaiki Komunikasi Publik di Tengah Pandemi

Salah satunya, soal pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang sampai saat ini belum secara resmi dilaksanakan.

Selain itu, ada pula soal rencana dibukanya industri dan bisnis yang beroperasi lagi pada 1 Juni 2020, seperti toko, pasar, dan mal. 

Pusat bisnis tersebut belum bisa beroperasi kecuali menjual masker dan alat kesehatan.

Ada pula rencana dibukanya kembali sekolah dengan sistem shift sesuai jumlah kelas.

Seluruh konsep itu, kata Dadang, sudah ada dan belum matang, tetapi sudah terlanjur mengemuka di tengah masyarakat.

"Oleh karena itu, salah satu komunikasi publik harus diperbaiki. Komunikasi krisis kan beberapa syaratnya harus akuntabel, kredibel, dan harus ada komando komunikasi yang kuat, transparansi harus kuat, cepat," kata dia.

Baca juga: Komunikasi Hukum dan Kepatuhan terhadap PSBB

Di sisi lain, Dadang menuturkan, jaring komunikasi antara pemerintah pusat dan daerah harus terkoordinasi.

Sebab saat ini, Dadang melihat adanya problem komunikasi antara pemerintah pusat dan daerah sehingga kebijakan belum terpadu.

"Kami sebagai orang komunikasi tentu harus membantu juga, jangan hanya menyalahkan. Di riset (Dosen FIKOM UNPAD) juga menunjukkan ada problem komunikasi antara pemerintah, informasinya belum padu dan riset tersebut bisa memberi masukan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com