JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat mewaspadai cuaca buruk hingga 22 Mei 2020.
Hal itu berdasarkan peringatan dini prakiraan cuaca terkait hujan lebat disertai petir dan angin kencang yang berpotensi terjadi hingga Jumat (22/5/2020) mendatang.
Adapun beberapa wilayah yang berpotensi mengalami cuaca buruk adalah mulai dari Aceh, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung.
Baca juga: BNPB: Januari hingga Mei, Bencana Hidrometeorologi Sering Melanda Indonesia
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa wilayah Lampung diharapkan dapat mengantisipasi dan mempersiapkan diri terkait prakiraan cuaca buruk tersebut agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Sampai besok di Provinsi Lampung diprediksi masih berpotensi terjadi hujan lebat, disertai angin kencang, kilat petir,” kata Dwikorita melalui keterangan tertulis, Rabu (20/5/2020) malam.
Ia menambahkan wilayah Banten, Jawa Barat, Jabodetabek, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Gorontalo juga diharapkan mewaspadai potensi cuaca buruk yang dapat terjadi di wilayah tersebut.
Selanjutnya cuaca buruk juga berpotensi terjadi di wilayah Indonesia Tengah dan Timur, seperti Gorontalo, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.
Baca juga: BNPB: 7 Kecamatan di Banda Aceh Terendam Banjir, 248 Jiwa di Aceh Jaya Mengungsi
Berdasarkan data yang dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), beberapa bencana hidrometeorologi telah terjadi bertubi-tubi di sejumlah wilayah di Indonesia sejak Selasa (19/5/2020) dini hari.
Bencana alam tersebut terjadi akibat pengaruh anomali cuaca dan peralihan pergantian musim atau pancaroba.
Adapun rentetan bencana tersebut meliputi abrasi pantai yang terjadi di Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh pada Selasa (19/5/2020). Dalam.kejadian itu 26 kepala keluarga yang terdiri dari 82 jiwa terdampak dan sebanyak 21 rumah juga terdampak.
Kemudian banjir bandang menerjang empat kelurahan di tiga kecamatan di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan pada Rabu (20/5/2020) pukul 08.15 WIB.
Baca juga: Ilmuwan: Matahari dalam Fase Lockdown, Waspadai Berbagai Bencana
Menurut laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Lubuk Linggau, tingi muka air pada saat kejadian mencapai 1,5 meter dan saat ini sudah berangsur surut.
Selanjutnya banjir juga merendam sedikitnya 1.042 unit rumah, empat sarana pendidikan, dua unit rumah ibadah, satu sarana kesehatan, tiga unit perkantoran dan 175 hektar sawah di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada Selasa (19/5/2020) pukul 01.00 Wita.
Pada laporan yang diterima hingga Rabu (20/5/2020) pukul 14.00 WIB, banjir bertahan setinggi 60 sentimeter.
Banjir juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Kecamatan Pahunga Lodu pada Rabu (20/5/2020) pukul 02.00 Wita.
Banjir tersebut menyebabkan dua rumah hanyut terbawa arus banjir, 44 rumah lainnya tergenang dan mengakibatkan 230 jiwa mengungsi di Balai Desa Kaliuda.
Baca juga: Banjir di Sumba Timur, 2 Rumah Hanyut, Puluhan Terendam
Selain itu, banjir juga merendam 14 rumah dan satu sekolah di Desa Mahanggin, Kecamatan Muaradua, Kabupaten Oku Selatan, Provinsi Sumatera Selatan pada Rabu (14/5/2020) pukul 14.00 WIB.
Banjir tersebut juga merendam 3,5 hektar sawah sehingga terancam gagal panen.
Laporan lainnya datang dari tiga desa di Kecamatan Banjar Agung (II), dan satu desa diKecamatan Banjar Margo, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung, pada Rabu (20/5/2020) pukul 15.30 WIB.
Di sana telah terjadi angin puting beliung dan memporak-porandakan beberapa rumah warga hingga rata dengan tanah.
Peristiwa tersebut menyebabkan dua warga meninggal dunia, lima luka berat, satu luka ringan, dan lainnya mengungsi ke tempat saudara atau tetangga.
Laporan selanjutnya adalah banjir rob dengan tinggi muka air 1,5 meter merendam desa Mayangan, Kecamatan Legon Kulon, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat pada Rabu (20/5/2020) pukul 17.00 WIB.
Baca juga: Banjir Rob Terjang Pondok Bali Subang, Warga Panik Khawatir Tsunami
Tim Reaksi Cepat Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Subang mengatakan bahwa kejadian tersebut dipicu oleh anomali cuaca.
"Dalam hal ini BNPB juga memberikan imbauan kepada masyarakat yang berada di wilayah berpotensi terjadi cuaca buruk agar dapat meningkatkan kewaspadaannya dan menyiapkan segala sesuatu yang dianggap perlu guna mengantisipasi kemungkinan hal terburuk," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.