JAKARTA, KOMPAS.com - Wajah-wajah lelah para mahasiswa tampak memenuhi Gedung DPR/MPR tepat 22 tahun silam.
Pada 20 Mei 1998 merupakan hari kedua mahasiswa menduduki gedung wakil rakyat tersebut. bertepatan dengan Hari kebankitan Nasional.
Berdasarkan pemberitaan Harian Kompas, 21 Mei 1998, terdapat lebih dari 50.000 mahasiswa yang memadati Gedung DPR/MPR kala itu
Semangat mereka satu, yaitu mewujudkan reformasi secara menyeluruh.
Baca juga: Di Ujung Tanduk, Saat Soeharto Merasa Kapok Jadi Presiden...
“Mereka tetap pada pendiriannya, menuntut Presiden Soeharto mundur dan mendesak diselenggarakannya Sidang Istimewa secepat mungkin,” tulis Kompas.
Suasana di dalam gedung wakil rakyat hiruk-pikuk. Para mahasiswa tidur bergelimpangan di kursi-kursi, di lantai beralaskan koran hingga kardus bekas. Lantainya penuh dengan onggokan sampah.
Sementara di luar gedung, para mahasiswa bergantian menaiki kubah DPR yang licin.
Harian Kompas menyebut penjagaan yang sangat ketat di sekeliling Gedung DPR maupun di jalan yang mengarah ke gedung tersebut.
Penjagaan tersebut tidak dikendurkan meski aksi damai turun ke jalan menyambut Hari Reformasi Nasional telah dibatalkan pada pagi hari itu.
Baca juga: Riuh Rendah Mahasiswa di Gedung DPR/MPR Jelang Mundurnya Soeharto...
Sejumlah tokoh yang terlibat aksi akhirnya memindahkan kegiatan ke Gedung DPR/MPR.
Aksi tersebut melibatkan beberapa tokoh nasional, antara lain Amien Rais, Emil Salim, AM Fatwa, Adnan Buyung Nasution, hingga Permadi.
Tokoh dari berbagai kalangan turut hadir, yakni Dono Warkop, sutradara Garin Nugroho, Neno Warisman, dan Wimar Witoelar.
Harian Kompas juga melaporkan kehadiran simpatisan LSM maupun ormas, serta staf kedutaan asing.
Soeharto dinilai Kehilangan Legitimasi
Sekitar pukul 11.10 WIB, sejumlah tokoh tampil di mimbar bebas.