Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Wakil Ketua DPR: Perikanan Berkontribusi Besar Percepat Pemulihan Ekonomi Pasca-Pandemi

Kompas.com - 19/05/2020, 18:59 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel mengatakan, sektor perikanan berkontribusi besar untuk mempercepat pemulihan ekonomi pasca-pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19).

“Sebagai salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di dunia, Indonesia mempunyai potensi perikanan sampai 67 juta ton per tahun,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Selasa (19/5/2020).

Ia melanjutkan, potensi besar itu tak hanya berasal dari hasil tangkap, melainkan juga dari budi daya.

“Potensi produksi lestari dari hasil tangkapan maksimum mencapai 10 juta ton per tahun, di mana potensi tangkap laut sekitar 9 juta ton,” imbuh Rachmat.

Baca juga: DPR Sebut Relaksasi Kredit Belum Optimal, Mengapa?

Untuk potensi perikanan tangkap di perairan darat, seperti danau, sungai, waduk, dan rawa, sambung Wakil Ketua DPR, adalah sekitar 1 juta ton per tahun.

“Sisanya, sekitar 57 juta ton per tahun adalah potensi perikanan budi daya, baik laut, perairan payau atau tambak, atau perairan tawar,” imbuh Rachmat Gobel.

Maka dari itu, politikus fraksi Partai NasDem itu meminta pemerintah untuk lebih memperkuat rancangan besar pengembangan sektor perikanan dan hasil laut.

Tujuannya adalah agar potensi besar itu bisa dimanfaatkan secara maksimal guna meningkatkan ekonomi rakyat dan memperkuat ketahanan pangan.

Masalah di sektor perikanan RI

Menurut Wakil Ketua DPR itu, potensi besar tersebut masih penuh dengan masalah, sehingga potensi ekonominya belum bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan bangsa.

“Kondisi dan peraturan saat ini belum mendorong sepenuhnya pelaku di sektor ini untuk taat asas dalam menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan dengan memperhatikan zonasi tata ruang,” kata Rachmat.

Hal itu membawa dampak buruk, seperti pencemaran lingkungan kawasan lindung dan pelanggaran batas zona penangkapan ikan.

Selain itu, saat ini zonasi pelaku perikanan dan nelayan masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, sehingga perlu migrasi pelaku sektor perikanan ke wilayah yang potensi tangkapnya lebih besar.

Baca juga: Tak Bebani Keuangan Negara, Satgas Lawan Covid-19 DPR Berkontribusi Tangani Pandemi

“Tidak mudah, tetapi harus dilakukan dengan kebijakan yang taktis dan strategis. Artinya, migrasi dilakukan dengan menghilangkan potensi konflik etnis dan kelompok,” ujar Rachmat Gobel.

Ia mencontohkan, nelayan dan pelaku industri perikanan bisa dipindah ke Sulawesi yang potensi ikannya besar, seperti di Majene, Tual, dan Gorontalo.

Guna menyukseskan upaya migrasi itu, dibutuhkan kesabaran aparat, sumber daya manusia pendamping, dan pembangunan industri ikan dan teknologi di sana.

“Polanya bisa dilakukan dengan langkah pembagian tugas yang tegas agar nelayan atau pelaku ekonomi maritim tidak kembali lagi ke zona jenuh karena miskinnya fasilitas pendukung,” ujar legislator daerah pemilihan (dapil) Gorontalo itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com