JAKARTA, KOMPAS.com - Desa Panggungharjo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menerapkan kearifan lokal untuk mencegah dampak sosial dan ekonomi akibat wabah Covid-19.
Hal itu disampaikan Kepala Desa Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hadi, dalam konferensi pers yang digelar oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 secara daring, Selasa (19/5/2020).
Menurut Wahyudi, kearifan lokal yang mereka terapkan disebut "merdesa".
"Merdesa itu gambaran di mana kehadiran negara bertemu kebudayaan sosial. Kami mencoba mengkombinasikan kapasitas birokrasi desa dengan kapasitas sosial masyarakat desa," ujar Wahyudi.
Baca juga: Kasus Covid-19 Akan Terus Bertambah Jika Masyarakat Tak Patuh Saat Lebaran
Dalam menerapkan merdesa, Desa Panggungharjo telah membentuk gugus tugas desa pada 16 Maret 2020 lalu.
Gugus tugas ini beranggotakan aparat dan masyarakat desa untuk mengantisipasi dampak Covid-19 sebagaimana kebiasaan lokal yang ada.
Menurut Wahyudi, pembentukan gugus tugas dilakukan dua pekan pasca-Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus Covid-19 yang pertama di Indonesia.
"Nama gugus tugasnya Panggung Tanggap Covid-19. Tugasnya terdiri dari dua, yakni melakukan lapor dan dukung," ucapnya.
Baca juga: Jokowi Ajak Damai Covid-19, Kalla: Virusnya Enggak Mau, Bagaimana?
Untuk mode lapor, kata Wahyudi, masyarakat desa diajak memetakan dan mengidentifikasi dampak-dampak wabah Covid-19.
"Dari sana, ada tiga dampak yang kami saat itu perkirakan, yakni dampak klinis, dampak ekonomi maupun dampak sosial," tuturnya.
Usai melakukan pemetaaan atas tiga dampak itu, masyarakat Desa Panggungharjo mulai diajak menerapkan mekanisme dukung.
Salah satunya, dengan menyosialisaikan pola hidup bersih. Kemudian, melakukan sosialisasi pencegahan penularan dengan mengenalkan sistem komunikasi sosial yang baru.
"Kami dorong kepada dukuh-dukung untuk membangun pranata sosial baru. Mislanya soal ibadah, pemakaman, menerima tamu, kegiatan kebudayaan kita dorong menerapkan pranata baru yang sesuai (pencegahan penularan)," ucap Wahyudi.
Baca juga: Menko PMK Ingatkan BLT Dana Desa Jangan Diselewengkan
"Ada empat pasien Covid-19 yang setelah pulang dari RS kemudian diterima dengan baik oleh warga. Disambut dengan baik dan dinyanyikan shalawat-an saat pulang dari RS," tutur Wahyudi.
Selanjutnya, untuk mendukung ketahanan ekonomi masyarakat, pihaknya telah menyalurkan sekitar 40.000 paket sembako kepada masyarakat desa.
Baca juga: Beredar Surat Bebas Covid-19 Palsu, KKP Bandara Soetta Perketat Verifikasi
Dari jumlah paket tersebut, menurut Wahyudi hanya 2.800 paket saja yang berasal dari pemerintah.
"Sementara sisanya berasal bantuan masyarakat dan swadaya masyarakat desa sendiri," kata dia.
Sementara itu, untuk menjamin penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) tepat sasaran, pihak desa melakukan sosialisasi langsung penggunaan dana tersebut.
Baca juga: PKS: New Normal Hanya untuk Negara yang Berhasil Lawan Covid-19
Wahyudi mengungkapkan, masyarakat desa diajak memahami bahwa BLT sebaiknya dipakai untuk belanja cadangan bahan pangan.
"Kami juga tekankan agar BLT dibelanjakan kepada warung atau toko tetangga, bukan di retail modern. Tujuannya supaya perputaran uang BLT dirasakan semua masyarakat desa," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.